• Senin, 30 September 2024

Pembangunan Jalinteng Way Kanan Diduga Asal-asalan, Kementerian PUPR Diminta Cek Lokasi

Rabu, 24 Oktober 2018 - 23.00 WIB
352

Kupastuntas.co, Way Kanan - Kementerian PUPR Indonesia diminta secepatnya turunkan tim meninjau hasil pekerjaan rabat beton bahu jalan negara tepatnya di beberapa titik Jalan Lintas Tengah Sumatera (Jalintengsum) mulai Kampung Bumi Ratu, Kampung Negeri Baru, dan Karang Umpu, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan.

Hal itu menjadi perhatian Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Pengurus Daerah Kabuputen Way Kanan Fito Aliestiady, yang menginginkan agar buruknya kualitas pembangunan jalan rabat beton di Jalinsum tersebut agar tidak diterima dan ditandatangani FHO pekerjaanya.

"Buruknya kualitas bahu jalan berpotensi merugikan anggaran APBN miliaran rupiah untuk pembangunan bahu jalan aspal di Jalintengsum wilayah Way Kanan yang mulai selesai ini,"kata Fito, Rabu (24/10/2018) malam.

Fito menerangkan, kualitas buruk itu terlihat dari mudah rusaknya jalan yang terjadi pada hasil coran bahu jalan yang diduga hasil pekerjaan tidak berkualitas.

"Seharusnya pembangunan jalan rabat beton untuk bahu jalan itu digali terlebih dahulu dan dikasih batu 2/3 atau 3/5 serta dilapisi plastik selanjutnya baru dicor menggunakan adukan semen supaya ada kekuatan. Kalau seperti ini kan gimana mau kuat, dilewati mobil fuso yang bermuatan saja pasti hancur ini, padahal pembangunan bahu jalan ini sudah pas manfaat nya untuk pengguna jalan. Jadi percuma  dibangun kalau hanya asal asalan,"sindirnya.

Fito juga menambahkan, dikarenakan pembangunan Rabat Beton yang dikerjakan tidak merata bahkan jalan yang ada jurang nya pun tidak dirabat, akhirnya para pengguna jalan yakni seperti sepeda motor enggan melaluinya karena takut tergelincir.

"Sangat disayangkan, negara sudah mengeluarkan dana milyaran rupiah melalului APBN namun tidak ada manfaatnya bagi pengguna jalan, oleh karena itu saya berharap kepada pekerja supaya pembangunan rabat beton itu harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi, sehingga hasilnya dapat dirasakan dan bermanfaat bagi pengguna jalan,"Harapnya.

Terpisah, saat di konfirmasi oleh awak media, Dian (28) selaku pemantau pekerjaan tersebut berdalih bahwa tidak tahu menahu soal harus digali semua atau tidak, karena mereka bekerja hanya sesuai dengan perintah atasan.

"Kalau soal itu kami nggak tau, kami ikut perintah atasan. Yang jelas kalau tanah nya sejajar dengan jalan aspal baru kami gali tanahnya, sebaliknya kalau tanah nya jauh lebih rendah daripada aspal baru kami timbun pakai batu lalu di cor,"pungkasnya. (Indro)

Editor :