Astronom Asean Dukung Pembangunan Observatorium Lampung
Kupastuntas.co, Bandarlampung – Sebanyak 30 astronom dari 15 negara se-Asean menaruh harapan pada Groundbreaking Lampung Astronomical Observatory (LAO), di Gunung Betung, Bandar Lampung, Sabtu (20/10/2018). Lewat hand print oleh para astronom tersebut juga diharapkan pembangunan observatorium yang jadi impian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung bersama Institut Teknologi Sumatera (Itera) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dapat terwujud dan menjadi observatorium terbesar di Asia Tenggara.
Plt. Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Taufik Hidayat, mengatakan Indonesia sudah memiliki Observatorium Bosscha yang berlokasi di Lembang, Bandung Barat dengan usia sangat tua yakni sekitar 100 tahun. Dari itu Itera berinisiatif menggagas untuk membangun pusat teropong bintang terbaru di Provinsi Lampung.
Baca Juga: PT KAI Target Angkutan Batubara 45 Juta Ton
Menurut Taufik, Lampung memiliki posisi yang sangat strategis untuk dibangun observatorium, dari itu Pemprov Lampung bekerja sama dengan ITB dan Itera untuk bersama membangun observatorium sebagai media pendidikan dan pariwisata. Dijelaskannya, lokasi pembangunan observatorium berada di ketinggian 1.300 meter dari permukaan laut (mdpl) atau 10 kilometer dari pintu gerbang.
“Dia atas kita beri lokasi sekitar 30 hektare khusus untuk observatorium, nanti akan banyak bangunan baik untuk publik maupun khusus untuk penelitian," ujar Taufik, usai hand print pembangunan LAO.
Lebih lanjut ia mengatakan, di tahun ini pihaknya akan membangun satu gedung obeservatorium utama yang diharapkan tahun 2019 sudah bisa beroperasi secara umum. Sementara gedung lainnya akan dibangun secara bertahap.
Baca Juga: Ibu dan Anak di Mesuji Ditembak Orang Tak Dikenal
Di samping itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Lampung, Budhi Darmawan mengatakan, akses jalan menuju lokasi observatorium masih dalam tahap pengerasan konstruksi jalan.
“Desember nanti sampai pengerasan lapisan bawah (subbase) itu untuk mendukung pembangunan fisik observatorium. Jadi sementara masih mengerasan dengan bebatuan kecil dulu sampai bangunannya selesai baru akan diperkeras lagi. Pelaksanaan fisik akan membantu pelaksanaan pengerasan jalan dan pemeliharaan jalan," ujar Budhi.
Ia menambahkan, nantinya kemungkinan di beberapa kilometer untuk ke puncak akan disiapkan kendaraan khusus yang akan membawa pengunjung ke lokasi observatorium. Di samping itu juga ketika sudah beroperasi pihaknya tetap memperhatikan aspek-aspek keselamatan pengunjung. (Erik)
Berita Lainnya
-
Mahasiswa UIN RIL Sabet Emas Kejuaraan Silat di Malaysia
Kamis, 21 November 2024 -
Rektor UIN RIL Prof Wan Jamaluddin Ikuti Rakernas Kemenag, Siap Jalankan Amanat Menag
Senin, 18 November 2024 -
Unila Dorong Inovasi Energi Berkelanjutan Melalui GWES
Senin, 18 November 2024 -
Mahasiswa Magister Hukum Keluarga Islam dan Dosen UIN Jadi Best Speaker di Konferensi Internasional UInSCof
Senin, 18 November 2024