• Senin, 23 September 2024

Rumah Gerbong: Konsep Rumah Tumbuh untuk Masa Kini

Jumat, 05 Oktober 2018 - 21.29 WIB
252

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan semakin sempitnya lahan terutama di perkotaan memaksa pemerintah dan para pengembang untuk menyediakan rumah tinggal berupa kavling dengan konsep rumah tumbuh.

Mengembangkan rumah tumbuh berarti mempertahankan struktur awal sebagai living monument dan meneruskan pembangunannya sesuai perkembangan kebutuhan keluarga. Konsep ini memberi angin segar bagi keluarga muda untuk mengembangkan rumah secara bertahap tergantung keadaan sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Rumah Gerbong karya Studio Sa_E bisa menjadi contoh rumah tumbuh dengan perjalanan pertumbuhan yang baik seiring perkembangan kebutuhan anggota keluarga di tengah masyarakat urban, baik secara sosial, ekonomi, dan lingkungan. Bagaimana tahapan pertumbuhannya? Mari kita lihat pertumbuhan Rumah Gerbong, konsep rumah tumbuh untuk hunian urban masa kini!

  1. Sejarah Evolusi Rumah Gerbong
Awalnya, Rumah Gerbong berupa rumah 2 kamar tidur dengan luas bangunan 36 m2. Rumah yang dibeli pada tahun 2000 ini disebut Rumah Gerbong karena bentuk akhir bangunannya yang memanjang. Beberapa kali mengalami evolusi dan terakhir pada akhir tahun 2017, bertumbuh menjadi rumah multifungsi dengan 3 pembagian area; untuk tempat tinggal, bekerja, dan ruang publik lengkap dengan atap hijau.

Pada tahun 2003, pasangan muda pemilik Rumah Gerbong baru saja dikaruniai anak. Mereka menyadari perlunya tambahan ruang untuk anak dan kantor arsitek untuk sang suami. Jadi, mereka memperluas rumah hingga batas-batas tapak dan membangun lantai dua agar bagian depan rumah di lantai dasar dapat dijadikan kantor.

Baca Juga: Gempa Palu Donggala, Ratu Elizabeth Beri Bantuan

Evolusi kedua dilakukan tahun 2006 hingga 2007. Rumah diperluas dengan menggabungkan rumah tetangga agar mampu menampung 4 kamar tidur tambahan dan ruang pendukung lainnya.

Sepuluh tahun kemudian, tahun 2017, evolusi ketiga perlu dilakukan karena sang suami ingin memperluas kantornya dan istri ingin ruang untuk menjalankan bisnis di rumah. Anak-anak mereka juga menginginkan tempat berkumpulnya keluarga. Akhirnya, lantai ketiga dibangun untuk memenuhi kebutuhan ruang-ruang ini dan luas bangunan menjadi 180 m2.

  1. Strategi Pertumbuhan Rumah Gerbong
Kesulitan perancangan perumahan di perkotaan adalah padatnya massa bangunan. Nah, tantangan untuk memecah kepadatan dan kontras fungsi (tempat tinggal dan bekerja) diselesaikan Rumah Gerbong dengan menambahkan fungsi baru di ruang kosong dan ruang interaksi untuk menghasilkan tipologi baru dengan sinergi fungsi yang kuat. Strategi krowakisme, yang dalam bahasa Jawa krowak/kroak berarti berlubang atau berongga sebagian, diterapkan dalam konsep rumah tumbuh Rumah Gerbong. Elemen cahaya, vegetasi, void, bentuk, hubungan, dan aliran ruang tercipta dari krowakisme.

Baca Juga: Tiru Adegan dalam YouTube, 41 Siswa SMP di Lamteng Sayat Tangan Sendiri

Pola void-solid membentuk penyebaran cahaya dan ventilasi alami yang merata. Vegetasi dimanfaatkan untuk menciptakan aliran ruang yang baik antara indoor dan outdoor. Vegetasi menjadi pengganti tembok, batas antar ruang menjadi hilang, namun esensinya tetap ada. Interaksi semakin intens dan gaya hidup toleran semakin terbina.

Desain Rumah Gerbong membuktikan bahwa keterbatasan lahan dan padatnya massa bangunan bisa diantisipasi secara kreatif dengan cara-cara inovatif yang fungsional. Mari terus berkarya dan ingatlah, di dalam keterbatasan dan kesulitan selalu ada solusi autentik untuk menyelesaikannya dengan sempurna! (arsitag.com)

 

Editor :