• Kamis, 28 November 2024

BMKG Lampung: Gunung Anak Krakatau Lebih Aman Jika Terus Erupsi

Kamis, 04 Oktober 2018 - 08.06 WIB
681

Kupastuntas.co, Lampung Selatan – Erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) masih berada pada status level siaga II, sehingga diharapkan masyarakat dan wisatawan dapat menjauh dari lokasi hingga radius aman 2 kilometer.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung, Rudi Harianto, mengatakan sejauh ini abu vulkanik dari letusan GAK tak pernah mengarah ke darat, tetapi ke arah Samudera Hindia (barat). Sehingga tak berdampak pada masyarakat sekitar dan dunia penerbangan.

“Karena arah letusan abu vulkaniknya ke barat, jadi bagi dunia penerbangan khususnya Lampung-Jakarta belum berdampak. Karena jalur penerbangan berada di bagian Timur," kata Rudi, Rabu (3/10/2018).

Berdasarkan pantauannya, sampai saat ini GAK masih terus beraktivitas setiap hari dengan letusan lebih dari 156 kali. Erupsi yang terus berlangsung ini diharapkan tetap stabil. Sebab kata Rudi, jika berhenti maka yang dikhawatirkan lava pijar yang terkandung di gunung itu akan semakin banyak dan bisa lebih membahayakan ketika kembali erupsi.

“Berdasarkan analisa geologi vulkanik, Anak Krakatau itu lebih baik selalu beraktivitas secara terus menerus. Karena kalau dia berhenti maka energinya akan semakin besar sehingga bisa berdampak pada wilayah sekitarnya seperti di Lampung Selatan yang lebih berpotensi terkena abu vulkanik," terangnya.

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada atas aktivitas GAK, yang sejak beberapa bulan terakhir terus meningkat. Namun demikian, BPBD meminta hal itu tidak perlu disikapi secara berlebihan.

Baca Juga: KPU Lampung Bersihkan 30.000 Pemilih Ganda

Kepala Pelaksana Harian BPBD Lampung Selatan, I Ketut Sukerta, menyatakan pihaknya setiap hari terus berkomunikasi dengan pihak pemantau GAK untuk mengetahui secara langsung kondisi GAK.

“Kemarin juga kita menerima kunjungan dari pihak Badan Geologi yang ada di Bandung, yang kebetulan melakukan penelitian. Dan pihak itu menyampaikan bila aktivitas seperti ini tidak terlalu membahayakan. Justru dengan letupan-letupan kecil seperti sekarang ini tidak berbahaya, yang berbahaya itu kalau GAK tidur terlalu lama dan meletus," kata Ketut.

Ketut berjanji, akan bergerak cepat untuk menginformasikan kepada masyarakat jika ada perubahan status pada GAK. “Kalau ada perkembangan terbaru pasti kita kabarkan langsung kepada masyarakat supaya bisa melakukan penyelamatan,” kata dia.

Terkait video letusan GAK yang viral di sosmed, Ketua Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi, mengatakan video itu adalah peristiwa GAK yang direkam pada tanggal 15 September 2018 lalu. Namun, ia memastikan erupsi itu tidak berbahaya bagi penduduk Lampung.

Insha Allah aman. Yang penting tidak mendekati Krakatau dalam radius 2 Km,” ujar Andi Suardi.

Andi juga membantah kalau video yang lagi viral itu terjadi pada hari Senin tanggal 1 Oktober 2018.

Diketahui, beberapa hari terakhir banyak netizen yang mempertanyakan keberadaan GAK. Mereka khawatir letusan GAK yang terus terjadi dari bulan Juni 2018 lalu bisa memicu terjadinya bencana alam. Terlebih baru-baru ini beredar video letusan GAK di media sosial yang mengeluarkan asap tebal dan lava pijar. (Edu/Erik/Dirsah)

Editor :