Promo BBM Rp20 Ribu/20 Liter?? Apa Benar?
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - PT Pertamina (Persero) menyesalkan program promosi Rp20 ribu untuk 20 liter Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax yang digelar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah membuat kemacetan.
Promo dengan menggesek kartu kredit/debit bank BUMN tersebut disebut menimbulkan antrian panjang di sejumlah SPBU di Jakarta, Medan, Surabaya, hingga Semarang.
Dilansir kupastuntas.co dari CNNIndonesia.com, "Program promo itu biasa. Yang enggak biasa itu cara dia (Bank Mandiri) membuat promo. Itu kan bikin macet orang," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito via telpon dengan CNNIndonesia.com, Selasa (2/10/2018).
Adiatma mengungkapkan promo pembayaran transaksi itu murni berasal dari Bank Mandiri bukan berasal dari Pertamina.
Baca Juga: Peringati Hari Batik Nasional, Pelajar dan Mahasiswa di Kota Agung Kenakan Batik
Ke depan, Adiatma berharap perbankan tidak gegabah dalam memberikan promo transaksi pembayaran.
Dalam hal ini, perbankan harus memikirkan kenyamanan konsumen Pertamina dan masyarakat pengguna jalan umum.
Merupakan penawaran menarik dalam rangka HUT Mandiri ke-20 kepada seluruh pemegang mandiri kartu kredit, debit, dan e-mOney, yaitu transaksi Rp20 Ribu* mendapatkan 20 liter Pertamax.
Penawaran tersebut didapatkan di SPBU Pertamina tertentu yang menjadi peserta program promo dengan syarat dan ketentuan berlaku.
Mengutip situs resmi Bank Mandiri, promo berlaku bagi nasabah kartu kredit/debit dan e-money yang memiliki kendaraan.
Promo tersebut dapat ditransaksikan lebih dari 20 liter Pertamax dengan ketentuan terpisah. Namun, promo ini tidak dapat diuangkan. (cnnindonesia)
Berita Lainnya
-
Kabar Duka, Aktor Senior Epy Kusnandar Meninggal Dunia
Rabu, 03 Desember 2025 -
150 WNI Terancam Hukuman Mati di Malaysia
Rabu, 03 Desember 2025 -
BNPB: Korban Meninggal Bencana Sumatera Bertambah Jadi 631 Orang
Selasa, 02 Desember 2025 -
Update Tragedi Kebakaran Apartemen di Hong Kong: 7 WNI Tewas, 79 Belum Ditemukan
Sabtu, 29 November 2025









