• Senin, 25 November 2024

Aduh, Harga Makanan dan Minuman Diprediksi Naik Tahun Depan

Jumat, 28 September 2018 - 21.50 WIB
71

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pelaku industri makanan dan minuman (mamin) mempertimbangkan kenaikan harga di kisaran 5 persen pada tahun depan. Kenaikan harga dilakukan karena kenaikan biaya modal dan produksi, seiring mekarnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), serta tekanan dolar terhadap rupiah.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi S Lukman menyebut kenaikan suku bunga acuan berdampak pada mahalnya biaya dana untuk modal kerja. Ditambah lagi, depresiasi nilai tukar rupiah yang memaksa pelaku usaha menelan pil pahit dari penurunan margin.

"Situasi dilematis. Terus terang, kami menaikkan harga juga berat dengan melihat kondisi saat ini," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/9).

Namun demikian, ia memastikan kenaikan tidak akan dilakukan tahun ini. Ia memproyeksi pelaku usaha masih mampu menahan diri untuk menaikkan harga sampai Desember.

"Karena memang agak sulit menaikkan harga di tengah jalan seperti ini. Biasanya kalau mau naik harga, di Januari," terang dia.

Hal senada disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey. Menurut dia, peritel masih akan menahan harga saat ini, mengingat masih ada ketersediaan pasokan.

Toh, posisi 'bertahan' dimaksudkan untuk menjaga daya beli masyarakat. Meskipun, akan memangkas keuntungan yang dikantongi pelaku usaha.

Namun begitu, apabila pasokan baru datang, maka dapat dipastikan peritel juga akan melakukan penyesuaian harga.

"Kami menjaga tidak ada eskalasi harga, supaya inflasi tidak tinggi. Kalau inflasi tinggi membuat rupiahnya dibelanjakan kurang. Kalau memang sudah tidak bisa ada margin, tidak ada jalan lain, maka tentu akan menyesuaikan," jelasnya.

Apalagi, sambung Roy, kenaikan suku bunga acuan akan membuat bank-bank mengerek bunga kredit yang menjadi sumber pendanaan aktivitas usaha ritel. (cnn)

Editor :