Dugaan sementara penyebab bayi lahirnya bayi bermata satu karena terpapar merkuri dan obat-obatan. Orangtua bayi tinggal di Kelurahan Kayu Jati, Kecamatan Panyabungan Kota, bekerja di salah satu tambang yang diduga ilegal.
"Orangtua bayi itu warga perantau dari Pulau Jawa. Kita menduga terkena virus," ungkapnya.
Baca Juga: ASN Dan Pelajar di Pringsewu Lakukan Aksi Pungut Sampah
Bayi malang itu merupakan anak kelima yang dilahirkan oleh seorang ibu berinisial S. Saat dilahirkan, bayi memiliki berat 2400 gram.
Syarifuddin mengaku, sepengetahuannya kejadian seperti ini tergolong langka, dan merupakan kasus ke-7 yang terjadi di dunia. Sebelum di Panyabungan, kasus yang sama pernah terjadi di negara Mesir.
"Kita masih sulit mendapat informasi, karena keluarga bayi masih tertutup," ujarnya.
Baca Juga: Nanang Ermanto Bertekad Kembalikan Kejayaan Qori-Qoriah Lamsel di MTQ Provinsi
Rencananya, jika kondisi bayi dalam keadaan stabil, bayi akan dirujuk ke Kota Medan, berjarak kurang lebih 515 kilometer, dengan jarak tempuh 12 jam. Namun melihat kondisi bayi yang diprediksi bertahan satu sampai tiga hari, memunculkan berbagai pertimbangan.
"Takutnya di jalan nanti. Karena dari keterangan dokter, kondisi bayi kemungkinan hanya bertahan hidup 1 sampai 3 hari," Syarifuddin menerangkan.
Pihak rumah sakit masih melakukan perawatan intensif. Setiap 15 menit sekali, bayi dicek kondisinya. (Lip6)