• Kamis, 28 November 2024

Tergerus Perkembangan Jaman, Obyek Wisata Sejarah Ini Terlupakan

Selasa, 04 September 2018 - 19.12 WIB
1.3k

Kupastuntas.co, Tanggamus - Pemerintah Kabupaten Tanggamus dinilai kurang memperhatikan keberadaan objek wisata sejarah sisa peninggalan perang dunia II seperti Goa dan bunker Jepang yang berada di Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, yang saat ini rusak akibat pembangunan jalan di wilayah itu.

Paisol (49), salah seorang warga Kotaagung, mengatakan,  keberadaan lokasi objek wisata sejarah sisa perang dunia II diantaranya Goa dan bunker Jepang di Kotaagung harus dilestarikan oleh Pemkab Tanggamus, dalam hal ini Dinas Pariwisata setempat. Karena keberadaan Goa dan bunker Jepang itu menjadi saksi sejarah perjuangan rakyat Kotaagung dalam merebut dan mempertahankan Kemerdekaan RI, oleh para pejuang di kawasan Teluk Semaka.

Tetapi ironisnya, obyek wisata sejarah yang terletak di Jalan Samudera dan Jalan Merdeka Pantai laut Kotaagung itu kini ditutup, karena adanya pelebaran jalan di wilayah tersebut.

“Pemkab Tanggamus seperti kurang peduli terhadap keberadaan goa dan bunker Jepang yang bersejarah ini. Goa itu kini ditutup karena pembangunan jalan sementara bunkernya yang berada di pelabuhan Kotaagung juga tidak diperdulikan. Warga berharap, Pemkab Tanggamus segera merenovasi kembali keberadaan obyek wisata warisan perang dunia kedua itu,” kata Paisol.

Msrgono, salah seorang pelaku sejarah perang dunia kedua mengatakan, Goa dan bunker Jepang yang berada di Jalan Merdeka dan Jalan Samudera serta di Pekon Kagungan Kotaagung Timur itu merupakan peninggalan Perang Dunia II. Yaitu sebagai sarana pertahanan militer di zaman Jepang pada tahun 1942-1945, terutama setelah Jepang mempertahankan diri dari kedatangan sekutu di Indonesia, khususnya di karisidenan Kotaagung waktu itu.

Gua Jepang ini dibangun untuk memenuhi keperluan perang gerilya karena Jepang memperkirakan bahwa tentara sekutu akan datang melewati laut selatan dan mendarat di sekitar pantai Teluk Semaka Kotaagung. Di gua ini di temukan bangunan bunker.

Bentuk bunker tersebut beranekaragam, serta mempunyai fungsi yang berlainan pula, misalnya sebagai tempat pengintaian, ruang tembak, ruang pertemuan, gudang dan dapur. Ketebalan dinding rata-rata 50-70 cm, dari bahan beton bertulang, semen dan batu padas yang sudah tersedia di sekitarnya. Bunker-bunker tersebut dibangun saling berdekatan, serta dihubungkan dengan parit perlindungan yang berada di luar setinggi satu meter.

“Tetapi sayangnya, keberadaan goa Jepang dan bunker itu sudah tidak ada lagi, karena dirusak oleh tangan-tangan yang tidak menghargai sejarah perjuangan bangsa. Ditambah lagi, adanya penambahan pemukiman dan pembangunan, membuat goa Jepang itu ditutup. Ini sangat disayangkan, padahal itu bisa jadi obyek wisata yang sangat menarik,” kata dia. (Sayuti)

Editor :