• Kamis, 28 November 2024

Potret Pendidikan di Daerah, Gedung SDN Pesanguan Pematangsawa Rusak Parah

Senin, 03 September 2018 - 11.10 WIB
165

Kupastuntas.co, Tanggamus - Puluhan anak di sebuah desa terpencil di Kecamatan Pematangsawa, Kabupaten Tanggamus, menelan pilunya dunia pendidikan. Pasalnya, sekolah yang menjadi tempat untuk menimba ilmu ditempat mereka, tak seindah Sekolah Dasar (SD) pada umumnya.

Dalam proses belajar mengajar (PBM), para siswa SD Negeri Pesanguan/SMPN 3 Satu Pintu (Satap) Pematangsawa ini harus belajar di kelas yang bocor, beralaskan lantai semen kusam, dengan plafon yang sudah bolong-bolong, serta dikelilingi dinding kayu yang telah lapuk termakan usia.

Secara keseluruhan kondisi gedung SD Negeri Pesanguan/SMPN 3 Pematangsawa ini rusak berat seperti halnya lantai sekolah, dinding dan plafon. Ironisnya lagi, satu ruang dibuat dua kelas di sekat menggunakan dinding pembatas darurat.

Dan kondisi memprihatinkan ini seakan sudah menjadi hal yang lumrah bagi guru dan murid di sekolah tersebut. Tiga ruang kelas tak layak itu, masih digunakan meski sangat membahayakan.

Kerusakan terjadi terutama dibagian atap yang ambrol, dari plafon hingga kayu penyangga akibat di sapu angin puting beliung. Selain itu, lantai semen pun retak-retak. Bahkan meja dan kursi nampak usang. Mirisnya lagi kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun.

Agus, salah seorang guru SMPN 3 Satu Atap Pematangsawa, mengatakan, gedung sekolah itu tak pernah mendapat sentuhan pemerintah sejak dibangun. Padahal kondisi bangunan dapat mengancam keselamatan siswa maupun guru.

"Atap banyak bocor membuat kelas sering tergenang air saat hujan, sehingga siswa pun harus mencari lokasi lain untuk belajar," kata Agus, Minggu (2/9).

Sama halnya dengan kondisi plafon, pintu, jendela dan kusen-kusen di sekolah tersebut juga dalam kondisi rusak parah. Belum lagi dinding sekolah yang mulai berlubang dan rapuh termakan usia. Hingga balok kayu yang dipasang menempel di dinding mulai lepas.

Meski demikian, kata Agus, para siswa di sekolah tersebut tetap semangat menimba ilmu. Sehingga prestasi yang didapat pun cukup membagakan para guru.

"Kami berharap pemerintah bisa memperhatikan kondisi sekolah ini agar anak-anak bisa dengan aman dan nyaman menuntut ilmu," harapnya.

Widodo, orang tua salah satu siswa, mengaku, kondisi sekolah banyak yang bocor dan rusak membuat khawatir anaknya menjadi korban tertimpa runtuhan atap plafon.

"Khawatir anak saya sedang belajar tertimpa reruntuhan bangunan yang mengancam keselamatan," katanya. (Sayuti)

Editor :