• Sabtu, 19 Oktober 2024

Jalan Menuju Pekon Pesanguan Rusak, Ekonomi Warga Setempat Terhambat

Minggu, 02 September 2018 - 15.53 WIB
356

Kupastuntas.co, Tanggamus - Warga Pekon Pesanguan, Kecamatan Pematangsawa, Kabupaten Tanggamus, berharap Pemkab Tanggamus dapat memperioritaskan pembangunan jalan menuju Pekon terpencil diatas punggung Bukit Barisan Selatan itu.

Agus, salah seorang guru SMP Satu Atap Pesanguan mengatakan, bila pembangunan jalan di Pesanguan itu  tidak cepat dilakukan, maka akan menghambat pembangunan di desa yang letaknya cukup jauh dari ibukota Kabupaten Tanggamus ini. Hambatan ini memang sudah dirasakan masyarakat terutama kita hujan turun.

”Kalau hujan turun kami tidak bisa keluar dari desa, atau sebaliknya masyarakat luar tidak bisa masuk ke Pesanguan,” terang Agus

Pantauan Kupastuntas.co, warga yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani ini, memilih jalan yang menghubungkan Pekon Pesanguan dengan Pekon Waynipa, karena jalur ini adalah jalur utama untuk keluar dari Pesanguan. Selain itu masih ada jalur lain untuk keluar masuk Pesanguan, yaitu melalui Pedukuhan Giritoto (Pekon Tanjungan) dan Pedukuhan Peninggeman (Pekon Tugupapak), Kecamatan Semaka melalui pinggir hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

“Tolonglah kepada pemerintah daerah terutama kepada Bupati Tanggamus selaku orangtua kami. Tolong dibangunkan jalan menuju Pesanguan, karena kami juga ingin sama-sama maju dan menikmati pembangunan ini seperti warga desa lainnya yang ada dibawah (desa yang telah maju),” harap Ari Wibowo, warga lainnya.

Tim Kupastuntas.co yang mengunjungi Pesanguan mendapati, desa terpencil diatas punggung bukit barisan selatan (BBS) dan berbatasan dengan kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) ini terisolir akibat akses jalan dari Pekon Sukaraja (Sukaraja Atas), Kecamatan Semaka dan Pekon Way Nipa, Kecamatan Pematangsawa menuju pekon tersebut rusak parah.

Satu-satunya alat transportasi menuju Pesanguan dan Dusun-dusun di atas perbukitan tersebut adalah menggunakan sepeda motor. Jika diguyur hujan seperti saat ini,  jangankan sepeda motor, pejalan kaki saja tidak bisa memijakan kakinya di jalan tersebut.ini. Bila menggunakan rute Way Nipa, para pengendara dihadapkan pada kondisi jalan yang memiliki tanjakan dan turunan sangat curam, dan licin.

Dibutuhkan waktu sekitar tiga jam dengan jarak tempuh 25 kilometer untuk mencapai Pesanguan dari arah Sukaraja Atas, atau sekitar 2 jam dengan jarak hanya 10 kilometer dari arah Way Nipa menuju Pesanguan dengan jalan mendaki.

"Kondisi jalan yang rusak parah merupakan masalah yang dialami Pesanguan dari tahun ke tahun,” ujar Kirno, warga Pesanguan.

Sukardi, warga lainnya menuturkan akibat jalan rusak menyebabkan warga yang mayoritas petani kopi dan kakao ini kesulitan memasarkan hasil kebunnya ke pasar. Saat ini harga biji kopi kering dijual petani setempat kepada tengkulak hanya Rp 17.500 per kilogram, sedangkan harga kako Rp 20.000 kilogram. Padahal, di Pasar Sukaraja, Kecamatan Semaka, harga kopi saat ini Rp 22.000 per kilogram, dan kakao Rp 30.000 kilogram.

Berita Terkait: Merasa Terisolir, Warga Pesanguan Harap Jalan Tanah Dibangun

Editor :