Cerita Warga Tanjung Senang Tentang Kedatangan Petugas Polisi ke Rumah Pebisnis Lampung Herawaty dan Tebusan Bernilai Miliaran Rupiah

Kupastuntas.co, Bandarlampung - Warga Tanjung Senang, Gang Suparman, Kota Bandar Lampung heboh dengan kedatangan orang berpakaian polisi dengan membawa anjing pelacak ke rumah milik Herawaty bernomor 47. Kedatangan mereka diungkapkan sejumlah warga setempat. Dan sudah menjadi buah bibir di kalangan lingkungan 1, RT 7.
"Itu kejadiannya sudah ada tiga minggu lalu. Ada empat mobil yang parkir, salah satu kendaraan itu mobil patroli. Bawa anjing pelacak. rumah yang didatangi itu punya Bu Herawaty," kata Andi, warga setempat, Sabtu (25/8/2018).
Namun lanjut Andi, dirinya tidak mengetahui secara pasti apa maksud dan tujuan kedatangan orang berpakaian polisi itu.
"Ketua RT dan Bhabinkamtibmas atau aparat desa lainnya tidak ikut serta saat kegiatan itu. Kabar yang beredar di lingkungan ini, ada tangkapan terkait narkotika," ujarnya.
Ketua RT 07, Rialis Susanto membenarkan isu kedatangan kepolisian tersebut. Selain itu, dirinya sebagai aparat desapun diakuinya tidak dilibatkan dalam peristiwa itu.
"Tapi saya kurang paham kejadian itu soal apa. Kasusnya seperti apa saya kurang tahu. Silakan tanya ke kaling (Kepala Lingkungan) saja," sebutnya.
Menurut Pak Lis, sapaan akrabnya, dirinya sudah menjabat sebagai Ketua RT sejak 2012. Herawaty di matanya, sosok pebisnis. Mulai dari usaha kayu, pupuk, garam, singkong dan bermain sejumlah proyek yang berkaitan dengan infrastruktur.
"Saya kenal beliau dengan baik. Saya tidak menyangka kalau itu berkaitan dengan narkoba. Kalau persoalan pupuk, mungkin aja. Dia orangnya baik, sudah menikah tiga kali. Menantunya ada juga anggota Polri, tugasnya di Jakarta," tuturnya.
Sementara, Kepala Lingkungan 1, RT 07, Widodo menjelaskan, dirinya juga tidak dilibatkan dalam kedatangan petugas kepolisian ke rumah Herawaty.
"Tanya ke Bhabinkamtibmas aja. Saya juga kurang paham kalau soal itu. Karena saya juga tidak dilibatkan," ungkapnya.
Herawaty sambung Widodo, dikenalnya sudah sejak lama. Bahkan dirinya pernah bekerja dengan Herawaty sebagai pengangkut kayu menggunakan mobil ke suatu tempat.
"Dulu, lama sekali ya. Saya mengantar kayu bolak-balik untuk diisi ke truk tronton. Itu dijual ke mana-mana. Banyak anggota yang mengawal, berpangkat semua," terangnya.
Widodo pun menuturkan, Herawaty merupakan sosok terkenal di Way Kanan. Orang-orang penting pun banyak yang mengenal Herawaty.
"Keluarganya orang penting semua. Tapi saya nggak menyangka kalau itu terkait narkotika. Kalau warga, mungkin mengeluhkan masalah truk pengangkut garam yang masuk melalui gang sempit di sekitar. Tapi itu dulu, kalau sekarang sudah tidak menjalankan usaha itu lagi. Pabriknya ada di gang itu, gerbangnya warna hitam," imbuhnya.
Bhabinkamtibmas setempat Aiptu Irham pun menuturkan hal yang sama. Dirinya tidak mendapat pemberitahuan terkait kedatangan rekannya ke rumah Herawaty.
"Baik sebelum dan sesudah kedatangan petugas, saya tidak ada menerima kegiatan lengkap itu. Malah saya tahu dari warga sini," tukasnya.
Tidak mau terjadi kesalahan terkait kronologis peristiwa itu, dirinya menyarankan untuk menanyakan hal itu langsung ke Polda Lampung.
"Tanya ke sana aja ya. Saya juga tahu dari masyarakat. Kurang paham kalau itu," ujarnya.
Disinggung terkait konfirmasi dari keluarga Herawaty, dia belum menerima keterangan.
"Kalau ibu itu sudah tidak kelihatan lagi di rumah itu. Konfirmasi dari keluarga juga belum ada. Yang saya dengar juga itu berkaitan dengan narkoba. Ada anjing pelacaknya juga," ucapnya.
Isu penangkapan narkotika itu dibarengi dengan uang tebusan. Nilainya cukup fantastis, sampai ke angka miliaran rupiah.
"Isunya ada uang tebusan yang mencapai miliaran rupiah. Dan waktu itu, rumah Bu Herawaty digeledah sama polisi yang datang," kata salah seorang warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya.
Untuk menghilangkan kecurigaan warga, lanjutnya, pintu rumah Herawaty sengaja dibuka lebar supaya orang sekitar tidak menaruh curiga.
"Supaya orang mikirnya ibu itu ada di rumah. Soalnya kalau pintu tertutup, itu tandanya ibu itu tidak ada di rumah. Sekarang terbuka, supaya orang sekitar mikirnya ibu itu ada di rumah," sambungnya lagi.
Herawaty tuturnya, memiliki dua orang anak perempuan. Satu bekerja sebagai PNS di Pemprov Lampung, dan satunya lagi menikah dengan anggota Polri.
"Sudah nikah tiga kali. Suami pertama meninggal, kedua itu anggota TNI, dan ketiga sipil, namanya Pak Joko. Anak perempuan itu hasil pernikahan dengan suami yang pertama," ujarnya.
Selama ini, Herawaty dikenal royal terhadap orang-orang sekitar. Tidak sedikit pula beberapa anggota kepolisian yang kerap berkunjung ke rumah Herawaty.
"Anaknya pernah marah, karena ibunya sering memberi uang ke oknum polisi. Anggota-anggota itu sekarang sudah jarang datang, karena ibu selalu menghindar, dan nggak mau dimarahi sama anaknya," ucapnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Polda Lampung belum memberikan keterangan resmi. (Kardo)
Berita Lainnya
-
Paska Penembakan 3 Polisi di Lampung, Kapolda: Tetap Usut Semua Bentuk Kejahatan
Rabu, 19 Maret 2025 -
Polda-Korem Investigasi Tiga Polisi Ditembak Hingga Tewas, Kapendam: Pelaku Sudah Ditahan
Rabu, 19 Maret 2025 -
Pemkot Bandar Lampung Bersama Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Siapkan Satu Tiang Kabel Bersama
Selasa, 18 Maret 2025 -
Itera Terima 1.812 Mahasiswa Baru Jalur SNBP 2025
Selasa, 18 Maret 2025