• Jumat, 27 Desember 2024

Turunkan Defisit Transaksi Berjalan, Pemerintah Indonesia akan Batasi Impor Gula Hingga Ponsel

Sabtu, 25 Agustus 2018 - 11.07 WIB
76

Kupastuntas.co, Bandarlampung – Demi menurunkan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD), pemerintah tengah mengkaji 900 komoditas yang akan dibatasi jumlah impornya pada tahun ini. Jumlah komoditas ini meningkat dari proyeksi awal sekitar 500 komoditas.

Beberapa komoditas yang masuk dalam radar pembatasan impor merupakan bahan pangan. Produk tersebut di antaranya, beras, gula, garam, produk hortikultura, hewan dan produk hewan, hingga produk kemasan kedap udara.

Selain itu, pemerintah juga berencana membatasi impor minyak dan gas (migas), tabung gas tiga kilogram, kaca lembaran, besi dan baja, semen, bahan baku plastik, minuman beralkohol, hingga ponsel.

Ketua Gabungan Pengusaha Eksportir Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno mengatakan komoditas yang nantinya akan dibatasi jumlah impornya oleh pemerintah merupakan komoditas yang sejatinya bisa dihasilkan di dalam negeri.

"Misalnya garam, gula, dan beras itu memang masih kurang jumlah produksinya, tapi bisa dipacu jumlahnya dengan menaikkan produksi di dalam negeri," ucapnya yang dikutip dari CNNIndonesia.com, Sabtu (24/8/2018).

Kendati begitu, ia bilang, memang pemerintah harus berhati-hati dalam menetapkan pembatasan impor komoditas. Pembatasan impor, menurut dia, dapat menimbulkan kenaikan harga atau inflasi tinggi jika ternyata produksi di dalam negeri tak bisa memenuhi kebutuhan permintaan.

"Tapi kalau bisa ditutup, itu tidak akan inflasi, kecuali inflasi disebabkan oleh kurs rupiah terhadap dolar AS (yang sedang tinggi)," katanya.

Di sisi lain, pemerintah juga harus matang meninjau dampak dari pembatasan impor tersebut terhadap pertumbuhan industri di dalam negeri. Maklum, beberapa barang yang sedang ditinjau untuk dibatasi impornya merupakan bahan yang dibutuhkan industri lokal.

"Tapi sebenarnya dampaknya bagi pengusaha dalam negeri ini bisa mendapatkan pasar yang lebih pasti. Meski, importir tentu berkurang volume impornya," terangnya. (Rls)

Editor :