Luar Biasa, Ibu Ini Masih Jualan Sayur Walau Anaknya Seorang Bupati
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Penampilan Margaretha Hati Manhitu (78) yang sangat sederhana, membuat siapapun yang bertemu dengannya tak menyangka kalau dia adalah ibu kandung dari Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) Raymundus Sau Fernandez.
Mengenakan kain sarung dan baju blouse berwarna kuning tanpa alas kaki, Margaretha duduk di depan teras rumahnya yang sederhana di Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU. Di hadapannya, sudah terbentang karung putih dan dua bakul berukuran sedang yang berisi buah asam kering.
Ditemani dua orang cucu dan seorang kerabatnya, Margaretha yang tak banyak bicara lantas mengambil satu persatu asam dari dalam bakul dan dikupasnya. Setelah bersih, asam tersebut lalu dimasukan ke sebuah bakul lainnya.
Asam kering yang dipetik dan dipungutnya dari beberapa pohon asam di dekat rumahnya, dikumpulkan kemudian dikupas dan dijual kepada pembeli yang sudah menjadi langganannya. Uang hasil jualan asam, digunakan oleh Margaretha dan sang suami Yakobus Manue Fernandez (84) untuk keperluan makan minum sehari-hari.
Rutinitas itu sudah dia lakukan sejak anaknya Raymundus Sau Fernandez masih kecil. Menjual asam dilakukan bersama suami secara rutin setiap tahun. Selain menjual asam, Margaretha yang tinggal bersama seorang anak perempuan dan menantunya, juga menjual sayur-sayuran di pasar dan mengelola sawah milik mereka.
Tak mau jadi beban meski sudah berulang kali dilarang oleh anaknya Raymundus untuk berjualan asam dan sayur di pasar, namun Margaretha tetap bersikukuh untuk menjalankan rutinitasnya itu. Padahal anaknya Raymundus, telah sukses besar dalam meniti karier politiknya di Kabupaten TTU.
Sebelum menjabat sebagai Bupati TTU dua periode (2010-2020), Raymundus pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua DPRD TTU di usia 25 tahun dan Wakil Bupati TTU. Selain sebagai Bupati TTU, Raymundus kini dipercaya menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasdem Provinsi NTT.
Dengan segudang prestasi politik dan jabatan yang dimiliki putra sulungnya itu, tentu Margaretha bisa saja dengan mudah mendapatkan fasilitas yang mewah. Tapi bagi Margaretha, dia tidak ingin membebani putranya. Sejumlah bantuan dan fasilitas yang diberikan oleh putranya ditolak oleh Margaretha dan suami.
"Kami tidak mau membebani anak kami, karena dia itu kerja untuk masyarakat banyak. Saya kerja dengan suami saya untuk makan sehari-hari," ujarnya, Kamis (16/8/2018). Walaupun anaknya telah sukses, namun Margaretha pun tak lupa selalu menasihati putra untuk bekerja dengan baik untuk rakyat. "Saya selalu pesan buat anak saya untuk kerja yang baik untuk rakyat dan jaga nama baik keluarga," ucapnya. (Kompas.com)
Berita Lainnya
-
MK Tolak Uji Materi Penyediaan Kotak Kosong di Pilkada Seluruh Daerah
Sabtu, 16 November 2024 -
Kemendagri Resmi Larang Kepala Daerah Sebar Bansos Jelang Pilkada
Kamis, 14 November 2024 -
Indonesia Peringkat Kedua Kasus TBC Terbanyak, Capai 1 Juta Lebih
Selasa, 12 November 2024 -
Pemerintah Antisipasi Pelantikan Kepala Daerah Terpilih Mundur dari Jadwal
Senin, 11 November 2024