• Rabu, 27 November 2024

Penambang Pasir Way Semaka Kesulitan Mendapat Pasir

Rabu, 01 Agustus 2018 - 19.47 WIB
219

Kupastuntas.co, Tanggamus - Penambang pasir disepanjang bantaran Way Semaka di Kecamatan Wonosobo dan Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus mengeluh kesulitan mendapatkan pasir akibat menurunnya debit air Way Semaka.

"Sejak menurunnya debit air Way Semaka, sulit sekali untuk mendapatkan pasir," kata Warto (40), seorang penambang pasir di Pekon Karang Anyar, Kecamatan Wonosobo, Tanggamus, Rabu (01/08/2018).

Beno, penambang pasir di Pekon Banjarsari, Kecamatan Wonosobo mengatakan, tidak adanya hujan membuat debit air Way Semaka terus menyusut. Dampaknya stok pasir yang mereka ambil dengan cara disedot menggunakan mesin penyedot semakin habis. "Paling banter sehari cuma dapat dua truk pasir. Tidak seperti biasanya pasir susah didapat," katanya.

BACA: Wabup Lamtim Canangkan 263.238 Anak di Imunisasi Meales Rubella

BACA: Guru Mengaji Diduga Cabuli Sejmlah Murid di Lamtim

Limin, penambang lainnya menambahkan penyusutan debit air Way Semaka ini mengakibatkan pasir yang berada di hulu Way Semaka tidak dapat turun ke daerahnya. Biasanya pasir tersebut akan terseret banjir dan sampai di tempat penambang setempat mencari pasir. "Ini sudah lama sungai tidak banjir, jadi pasir yang ada sedikit," katanya.

Para penambang pasir ini menuding, menyusutnya debit air Way Semaka ini akibat hulu Way Semaka dibendung menjadi Dam pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dikelola PT. Posko Enginerinh ENC di Pekon Sidomulyo, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus.

"Gara-gara dihulu Way Semaka ini dibuat DAM untuk PLTA, sejak itu sulit mendapat pasir. Karena pasir dari hulu yang sekarang dibendung tidak bisa hanyut ke hilir," kata Firdaus, penambang pasir di Pekon Kanoman, Kecamatan Semaka, Tanggamus.

BACA: Rabobank Indonesia Siap Danai Pengusaha Sektor Pangan dan Agribisnis

BACA: Rabobank Anggarkan 200 Miliar Bantu Pengusaha Kopi Lampung

Akibat kelangkaan itu, harga pasir mengalami kenaikan. Pasir yang  semula Rp140 ribu per mobil L300, sekarang menjadi Rp170 ribu  mobil. "Ini harga pasir yang sudah sampai ke pembeli di rumah," kata Mulyono, salah seorang sopir pengangkut pasir. (Sayuti)

Editor :