Lampung Butuh RIPPDA Untuk Integrasi Pariwisata Tiap Daerah
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dalam membangun destinasi pariwisata diperlukan suatu Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) dari tiap kabupaten/kota dan provinsi guna memadukan tiap potensi pariwisata yang ada.
Demikan dikatakan Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Indah Juanita Kumoro pada diskusi Capacity Building Forum Investasi Lampung (FOILA), di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Rabu (1/8/2018).
"Lampung ada 15 kabupaten/kota dan 1 provinsi, jadi harus ada 16 RIPPDA untuk kita padukan supaya berkesinambungan sehingga satu provinsi itu bisa hidup bersama-sama," ujar Indah.
BACA : Polresta Bandar Lampung Selidiki Penemuan Jasad Bayi di Aliran Sungai
BACA : Dinas PMK Way Kanan Gelar Pelatihan Untuk Berdayakan Perempuan
Menurutnya, meski Provinsi Lampung memiliki tiga prioritas destinasi pariwisata seperti di Way Kambas, Teluk Lampung, dan Pesisir Barat, bukan berarti daerah lain tak bisa mengembangkan pariwisata. Sebab setiap daerah memiliki keunikannya masing-masing untuk bisa terintegrasi dengan ketiga destinasi unggulan tersebut.
"Pariwisata itu tak hanya berbicara tentang wisatanya saja, tetapi juga diperlukan sektor pendukungnya dan daerah yang sama sekali tak ada potensi pariwisata bisa mengembangkan sektor lain," katanya.
Dari itu, imbuhnya, dibutuhkan semacam tata ruang suatu provinsi untuk melihat peran masing-masing daerah dan diintegrasikan dengan membuat integrity tourism master plan dan industrial master plan.
BACA : Kawal CJH, Polres Lambar Turunkan 2/3 Kekuatan
BACA : Miris, Mayat Bayi Ditemukan Lengkap Dengan Ari-ari
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Budiharto Setyawan mengatakan, sektor pariwisata diyakini dapat menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi karena bisa menciptakan multiplier effect yang sangat besar serta menghadirkan devisa bagi negara.
Dikatakan Budiharto, pihaknya selalu mendorong peningkatan perekonomian daerah mulai dari aksesibilitas yang diharapkan peningkatan status Bandara Radin Inten II menjadi Bandara Internasioal, semakin membuka peluang usaha, dan sosiabilitas jaringan.
BACA : Mantan Juara Dunia Angkat Besi Ini Galang Dana untuk Pengobatan Putranya
BACA : Zulkifli Anwar Ikuti Acara Pengajian dan Zikir di Ponpes Ushuluddin
"Terkait peningkatan status bandara, sudah ada asesmen pada rapat keuangan daerah regional Sumatera. Kita harapkan itu bisa menjadi rekomendasi BI pusat pada rapat koordinasi dengan daerah di Yogyakarta akhir Agustus nanti," ujar Budiharto.
Diungkapnya, secara umum pertumbuhan ekonomi Lampung tertinggi di Sumatera dan berada atas rata-rata nasional yaitu 5,26 persen. Prestasi ini tentunya harus ditingkatkan dengan pertumbuhan ekonomi serta menekan angka inflasi. (Erik)
Berita Lainnya
-
OJK: Literasi Keuangan Faktor Penentu Masa Depan Generasi Muda
Kamis, 24 Oktober 2024 -
Investor Pasar Modal di Lampung Capai 311.933 Orang, Total Transaksi Rp9,3 Triliun
Kamis, 10 Oktober 2024 -
Pertanian Kontribusi Terbesar Ekonomi Lampung Lima Tahun Terakhir, BPS: Kokoh Meski di Tengah Terpaan Covid-19
Minggu, 06 Oktober 2024 -
OJK Ungkap Transaksi Pinjaman Online Tembus 69,39 Triliun
Senin, 09 September 2024