• Kamis, 06 Februari 2025

Sebanyak 3,5 Ton Daging Celeng Ilegal Diamankan Polda Lampung

Jumat, 27 Juli 2018 - 15.11 WIB
37

Kupastuntas.co, Bandarlampung – Satgas Pangan Polresta Bandar Lampung bersama Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Panjang, berhasil mengamankan 3,5 ton daging celeng illegal.

Kapolresta Bandar Lampung, Kombespol Murbani Budi Pitono mengatakan, pelaku bernama TIS (37)  warga Desa Papringan Mancasan,  Kabupaten Sukoharjo,  Jawa Tengah.

Saat ditangkap, pelaku membawa daging celeng tersebut dengan menggunakan mobil box berwarna cokelat dengan nomor polisi B 9283 KXR, pada Kamis (26/7/2018) sekitar pukul 01.00.

"Pelaku ini bawa mobil dari Kayuagung, Sumatera Selatan, mau dibawa ke Bekasi, kita amankan ketika mau masuk ke pelabuhan Panjang," ujarnya, Kamis (26/7/2018).

Ketika memasuki kawasan hukum KSKP Panjang, petugas memeriksa mobil tersebut, beserta kelengkapannya surat, dan sang sopir berdalih kalau isi muatannya itu onggok.

Namun petugas curiga dan memeriksa secara detail isi mobil tersebut. Ternyata isinya daging celeng. Dari keterangan pelaku, daging tersebut milik seseorang berinisial PA warga Kayuagung, ia hanya diminta untuk mengantar sampai ke Bekasi.

"Setelah diperiksa ternyata didalam karung putih tersebut merupakan daging celeng yang disamarkan untuk mengelabui petugas dengan menutupinya menggunakan dus bekas dan dilapisi terpal, "katanya.

Dugaan sementara, daging tersebut akan dioplos dengan daging sapi dan lainnya, apalagi saat ini telah mendekati hari raya Idul Adha.

"Masih kita dalami, dugaan sementara diduga mau dioplos, dokumen pun tak ada," kata Kapolreta.

TIS (37), yang ditangkap saat membawa daging celeng mengaku, diimingi dengan upah dua kali lipat dari tarif biasanya.

"Kalau bawa barang biasa kan saya dapatnya sekitar Rp2 juta sampai Rp2,5 juta, tapi ini janjinya Rp5 juta ke saya dari pemilik (inisial PA)," ujarnya.

Awalnya ia hanya dijanjikan untuk membawa daging celeng tersebut ke Lampung, namun ketika dalam perjalanan pemilik meminta diantarkan ke Bekasi.

"Saya kan baru dibayar Rp2 juta, makanya harus ke Bekasi baru dibayar penuh, saya juga menyesal pak, enggak lagi-lagi," katanya.(Kardo)

Editor :