• Minggu, 24 November 2024

Divonis Gizi Buruk, Siswi SMP Asal Lambar Ini Dirawat di Rumah Sakit Abdoel Moeloek

Kamis, 26 Juli 2018 - 08.57 WIB
355

Kupastuntas.co, Lampung Barat – Di tengah maraknya program pemerintah untuk mencegah dan menangani kasus gizi buruk dan stunting. Kabar tidak enak justru datang dari daerah Lampung Barat. Pasalnya terdapat remaja usia 14 tahun yang divonis menderita gizi buruk.

Dia adalah Evi indriani (14 tahun), warga Pampangan Tegal Rejo, kecamatan Sekincau, Lampung Barat, harus mendapat penanganan petugas medis Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek (RSUAM) karena divonis menderita gizi buruk.

Orang tua pasien Muslihin (38 tahun) hanya bermodalkan Kartu indonesia Sehat (KIS) semaksimal mungkin berupaya akan pulih nya kembali kesehatan putri pertamanya Evi Indriani.

"Bagaimanapun juga keadaan saya harus berusaha selamatkan anak pertama saya, Evi harus berobat meski hanya Kartu KIS yang kami punya" kata Muslihin Optimis.

Diceritakan Muslihin bahwa anaknya saat ini masih sekolah kelas dua SMP Pahayu, kecamatan Pagar Dewa, namun karena dalam lima bulan mengalami sakit Evi tidak dapat mengikuti proses pendidikan nya di bangku sekolah.

"Evi sakit sudah lima bulan dan sejak sakit tidak sekolah " ungkap bapak dari dua anak ini.

Lebih lanjut Muslihin, mengaku pada awal anaknya menderita sakit pernah dirawat dirumah sakit Daerah Liwa Lampung barat selama sembilan hari dan karena kondisi anaknya dianggap membaik dianjurkan oleh pihak rumah sakit Daerah Alimudin Umar untuk berobat jalan, namun seiring dengan waktu terus berjalan keadaan Evi justru sebaliknya semakin tidak membaik.

Melihat kondisi semakin lemah mengalami panas tinggi dan sakit pada perut nya, Muslihin mengambil inisiatif untuk mengantar buah hatinya berobat di kecamatan Fajar Bulan, namun karena panik dan was was melihat kondisi semakin lemah dengan penuh rasa tanggung jawab Muslihin mengurungkan niat nya dan langsung menuju Rumah sakit Hi Kamino, Way kanan setelah mendapat penanganan, Evi langsung dirujuk ke RSUAM Bandar Lampung, ungkap Muslihin yang menghidupi keluarga kecilnya dari profesi sebagai buruh tani.

Keberadaan Evi Indriani di Di RSUAM ruang Alamanda 202, dengan Diagnosa medis busung lapar, dengan keterbatasan ekonomi sontak membuat Sejumlah pengunjung RSUAM terkejut, salah seorang pengunjung Neng kepada Kupastuntas.co mengatakan penyakit yang diderita Evi bukan sakit biasa, sebaiknya ada campur tangan pemerintah Daerah untuk mempercepat penyembuhan nya apa lagi Evi masih dalam usia sekolah.

"Saya yakin pihak pemerintah Daerah belum mengetahui sakit yang diderita Neng, meskipun pernah dirawat di Liwa, tapi belum ada konfirmasi pihak rumah sakit terhadap Dinas terkait" ujar Neng dengan nada iba. (Satoris)

Editor :