• Minggu, 24 November 2024

Komoditas Sayur Mahal, Ibu-Ibu Rumah Tangga di Tanggamus Menjerit

Minggu, 22 Juli 2018 - 17.59 WIB
524

Kupastuntas.co, Tanggamus - Sejumlah ibu rumah tangga di Kabupaten Tanggamus mengeluhkan harga komoditas sayuran di pasar tradisional semakin hari terus merangkak naik dan "mencekik leher". Melonjaknya harga sayuran belakangan ini akibat cuaca buruk.

"Semuanya serba mahal. Pusing kalau sudah begini. Setiap mau belanja persis orang bingung, keliling pasar harganya mencekik leher,” keluh Sri Utami (39), ibu rumah tangga di pasar Kotaagung, Minggu (22/07/2018).

BACA : Penuhi Kuota 100%, 85 Caleg PKS Daftar ke KPU Lampung

BACA : Bupati Way Kanan Minta Camat Dua Hari Selesai Survei Jambanisasi

Keluhan senada juga dilontarkan sejumlah warga, terutama ibu rumah tangga. Mereka mengaku bingung mengelola pengeluaran dengan tingginya harga sayur-mayur seperti bayam, kol, sawi, daun singkong, kacang panjang, kangkung dan lain sebagainya.

"Sekarang ini mau masak sayur kacang panjang saja harus berpikir panjang. Harganya itu yang membuat pusing. Masak iya seiket kacang panjang sekarang ini Rp5 ribu," ujar Rina, saat ditemui di pasar Gisting, Kecamatan Gisting.

Lasmi, ibu rumah tangga yang ditemui di pasar Talangpadang mengatakan, rata-rata kenaikan harga sayur-mayur antar Rp2 ribu hingga Rp5 ribu. Seikat daun singkong yang biasanya Rp1.000 per ikat, saat ini menjadi Rp2.500 per ikat. Kol yang tadinya Rp4 ribu saat ini Rp7 ribu per kilogram, demikian juga dengan sawi putih dan sawi pahit saat ini Rp7 ribu.

"Padahal harga sawi putih dan pahit ini se selumnya hanya Rp4 ribu, sekarang jadi Rp7 ribu sekilo. Begitu juga terong lalap dari hanya Rp5 ribu sekarang jadi Rp10 ribu per kilonya. Sekarang semua apa-apa mahal, bingung saya," kata Yuni (35), seorang pemilik rumah makan di Pasar Talangpadang.

Rosidi, salah seorang pedagang sayur-mayur di Pasar Gisting  mengatakan kenaikan harga sayur-mayur itu dampak dari cuaca ekstrem. "Menurut petani, ini akibat cuaca ekstrem, ada angin panas yang membuat petani gagal panen," kata dia.

Naiknya harga sayur juga dibenarkan Siti, pedagang sayur di Pasar Wonosobo. Menurutnya, beberapa minggu ini harga sayuran melambung tinggi. Mahalnya harga ini membuat dirinya bingung mau jual berapa. “Stok sayuran memang ada hanya saja harga yang diberikan mahal. Banyak juga keluhan dari pembeli tapi saya juga tidak bisa jual murah, karena saya belinya juga harganya sudah mahal,” kata Siti.

BACA : BPN Lamtim Diminta Gelar PTSL Sesuai Prosedur

BACA : Catat! Chusnunia Minta Program Jumat Sehat di Lamtim Terus Dilaksanakan

Menurut Siti, meski sayur-mayur tinggi tapi pembeli tetap ramai. "Pembeli tetap ramai walau mereka mengeluh tapi mau tidak mau mereka tetap beli, karena sayuran kebutuhan utama juga. Mahalnya harga sayur bukan hanya di sini saja tapi di pasar lain juga sama,” ungkapnya. (Sayuti)

Editor :