Kadin Lampung: Lifestyle Industri Pariwisata Jadi Solusi Hadapi Naiknya Dolar
Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Provinsi Lampung perlu melahirkan solusi usaha model baru berupa lifestyle industri seperti di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dalam menghadapi nilai tukar rupiah yang terus merosot terhadap dolar.
Demikian diungkapkan oleh Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Provinsi Lampung, Muhammad Kadafi kepada Kupastuntas.co, Selasa (10/7/2018).
Menurut Kadafi, Provinsi Lampung masih terpaku dengan usaha komoditi yang kondisi harganya selalu fluktuatif dan sangat bergantung pada dolar. Namun ketika daerah fokus memikirkan pendapatan dari sektor pariwisata dengan memanfaatkan seluruh kekayaan alam di daerah, maka tak perlu lagi dipusingkan dengan kondisi dolar yang terus merangkak naik.
"Bicara lifestyle industri maka tak lepas dari pariwisata kemudian ekonomi kreatif termasuk makanan, karena ekonomi kreatif itu kan bukan hanya berupa produk-produk barang saja, tetapi makanan juga menjadi terobosan dalam dunia usaha baru, itu mengapa saya dorong. Kalau sudah mengurusi pariwisata kita tidak dipusingkan lagi dengan naiknya dolar, jadi ketika dolar naik atau turun kita tetap bisa dapat untung," ujar Kadafi.
Dikatakannya, jika Provinsi Lampung ingin cepat dalam perkembangan perekonomian maka perlu dipercepat akses transportasi seperti dibukanya bandara internasional Radin Inten II, sehingga akses para wisatawan bisa langsung ke Lampung tak perlu lagi transit ke Jakarta.
Baca Juga: Geger! Kepala BPP Kebuntebu Lambar Dibacok Berkali-Kali
Di sisi lain, Ketua Umum BPD HIPMI Lampung, Arie Nanda Djausal mengungkapkan, naiknya dolar tentunya akan meningkatkan inflasi bagi Provinsi Lampung yang penopang utamanya adalah pertanian, peternakan dan industri pengolahan.
"Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kita 30 persen dari pertanian dan peternakan hampir 20 persen begitu juga industri pengolahan. Solusi kita dari sekarang harus memikirkan bagaimana bahan baku pangan dan lainnya kita kurangi, artinya kita mulai cari bahan pengganti yang berada di Indonesia," ujar Arie.
Dikatakannya, industri pengolahan bahan baku dan sparepart akan memberikan efek besar bagi Lampung. Seperti diketahui, inflasi Lampung dengan Indonesia tak jauh berbeda pada tahun 2017 di mana Indonesia mengalami inflasi sebesar 3,6 persen dan Lampung berada di 3,3 persen, dan jika diperhatikan dengan turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang sekarang Rp14.341 inflasi Lampung berada di 8 persen. (Erik)
Berita Lainnya
-
OJK: Aset Perbankan di Lampung Tembus Rp134 Triliun, Kredit UMKM 33 Triliun
Selasa, 26 November 2024 -
OJK: Literasi Keuangan Faktor Penentu Masa Depan Generasi Muda
Kamis, 24 Oktober 2024 -
Investor Pasar Modal di Lampung Capai 311.933 Orang, Total Transaksi Rp9,3 Triliun
Kamis, 10 Oktober 2024 -
Pertanian Kontribusi Terbesar Ekonomi Lampung Lima Tahun Terakhir, BPS: Kokoh Meski di Tengah Terpaan Covid-19
Minggu, 06 Oktober 2024