• Senin, 23 Desember 2024

Aksi Mahasiswa Lampung Jadi Bahan Bully Oknum Polisi

Minggu, 08 Juli 2018 - 21.57 WIB
181

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pasca aksi mahasiswa di Badan Pengawas pemilu (Bawaslu) Provinsi Lampung yang mengalami sedikit gesekan antara polisi dan mahasiswa pada Jumat (05/07/2018) lalu, mahasiswa menjadi bahan bully dan diintimidasi di sosial media oleh salah satu oknum polisi.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung, Muhammad Fauzul Adzim menerangkan, kemungkin intimidasi yang diterima mahasiswa dikarenakan adanya mahasiswa yang terkena pukulan polisi dan menuntut pihak kepolisian untuk meminta maaf.

"Tapi sebenarnya hal tersebut sudah selesai karena diakhir aksi polisi dalam hal ini Kapolresta Bandar Lampung sudah meminta maaf dan saya sudah saling berjabat tangan dan berpelukan menandai ishlah dan damainya," ungkapnya kepada Kupastuntas.co, Minggu (08/07/2018).

Fauzul mengungkapkan pihaknya sangat menyayangkan karena setelah kejadian beberapa mahasiswa mendapatkan ancaman, bullying, dan teror yang diduga dilakukan oleh oknum polisi yang masih belum menerima atas kejadian tersebut.

"Saya rasa ini bentuk ketidakdewasaan dari anggota kepolisian disaat Kapolres sudah berdamai masih ada bawahan-bawahan yang melakukan hal tersebut," ujarnya.

BACA : Rapat Pleno Terbuka KPU Lampung Dikawal Ketat Bawaslu

BACA : 44 Unit Rumah di Lamteng Dapat Bantuan Program Bedah Rumah

Pihaknya mengaku akan menindaklanjuti ini dan akan bertemu langsung kepada Kapolres bahkan Kapolda jika teror dan bullying ini masih ada. Dan jika ini masih berlanjut pihaknya akan melayangkan kepada Kapolri dan menggerakan BEM SI untuk menyampaikan kepada publik bahwa ada oknum yang melakukan cyber bullying, teror dan tindakan2 yang tidak berkenan lainnya.

"Saya akan serius menyoal ini. Karena polisi harus menciptakan keamanan dan kenyamanan bukan melakukan teror, saya ada bukti screenshot, rekaman dan barang bukti lain," ungkapnya.

Fauzul juga mengungkapkan bahwa mahasiswa di Lampung itu solid dan bersatu, jika ada satu yang jadi korban cyber bullying, hoax dan teror maka semua akan bergerak. "Maka saya selaku presiden BEM Unila bertanggung jawab atas seluruh mahasiswa Unila, tidak boleh ada mahasiswa Unila yang di bully, diteror, korban hoax," kata dia.

Sementara itu Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Murani Budi Pitono mengungkapkan, tindakan yang dilakukan kemarin itu adalah bentuk perlindungan kepada mahasiswa. "Benturan kemarin itu salah satu bentuk ketidaksengajaan," ungkapnya.

BACA : Rusun ASN Mesuji Rampung Dibangun Namun Tak Berpenghuni, Mengapa?

BACA : Ini Hasil Rapat Pleno Terbuka KPU Provinsi Lampung

Mengenai pem-bully-an yang diduga salah satu oknum polisi, pihaknya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. "Nanti saya cek dulu, insya Allah enggak adalah bully-an itu," ujarnya. (Sule)

Editor :