• Sabtu, 23 November 2024

Senyum Merekah Petani Jeruk di Sekampung Udik Lamtim saat Panen Raya

Minggu, 24 Juni 2018 - 18.51 WIB
751

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Petani jeruk di Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, bisa bernafas lega lantaran hasil panen kali ini cukup baik, dengan harga jual yang juga stabil. Meskipun lebaran sudah lewat, namun permintaan jeruk di masyarakat cukup tinggi sehingga semua hasil panen bisa terserap maksimal.

Salah satu petani jeruk yang sudah cukup lama membudidayakan varietas BW, Ismet Ismail, mengakui keberhasilannya menanam jeruk jenis ini. Menurutnya, dari tanaman sebanyak 3.000 batang, ia bisa memanen antara 1,5-2 ton, dengan kisaran harga Rp10-15 ribu per kilogram.

BACA : Polres Tuba Pastikan Logistik Pilgub 2018 Sampai ke PPK Se-Tubaba dengan Aman

BACA : Satpol PP Pesawaran Tertibkan APK Pilgub 2018 di Lima Titik

"Harga memang ditentukan dengan kualitas barang. Kalau jeruk yang bagus, kita jual Rp15 ribu/kilogram. Tapi untuk kualitas jeruk di bawahnya, kita hanya jual Rp10 ribu per kilogram. Harga ini sudah umum di pasaran, sehingga tidak memberatkan konsumen dan juga tidak merugikan petani," ujarnya, Sabtu (23/06/2018).

Diakui Ismet, sebelum dan sesudah lebaran tahun ini, permintaan buah jeruk naik hingga 10 kali lipat. Permintaan bukan hanya dari pedagang di Lampung, tetapi juga sampai Jabotabek. Bahkan, untuk mendapatkan barang pesanannya, rata-rata para pedagang datang langsung ke kebun. Sebab, ia sendiri memang cukup kewalahan memenuhi permintaan para pedagang.

BACA : FPPGL Lampung Kecam Keras Keputusan Arinal Pecat Alzier

BACA : Panwaslu Tubaba Tindak Tegas Pelanggaran Berkampanye pada Masa Tenang

"Dengan datang langsung ke kebun, setidaknya mereka bisa mengecek secara langsung seperti apa kualitas buah yang kita hasilkan. Alhamdulillah, sejauh ini sudah banyak pedagang yang langganan dengan kita. Bahkan, saya sendiri kadang tidak bisa memenuhi semua permintaan," tukasnya.

Terkait perawatan pohon jeruk, menurut Ismet tidak terlalu ribet. Dengan luas lahan 5 hektare, ia hanya mempekerjakan 4 orang. Yang jadi kendala, kata dia, sampai saat ini ia belum menemukan formula untuk mengatasi buah yang pecah di pohon. (Jaya)

Editor :