• Rabu, 27 November 2024

Tradisi Panjat Pinang dan Sakuraan di Tanggamus Meriahkan Lebaran

Rabu, 20 Juni 2018 - 17.45 WIB
847

Kupastuntas.co, Tanggamus - Ratusan pemuda di Kabupaten Tanggamus menambah kemeriahan hari raya Idul Fitri 1439 Hijriah dengan mengadakan acara panjat pinang dan pesta sekuraan (pesta topeng seribu wajah) yang dilakoni oleh pemuda setempat. Kegiatan ini juga merupakan ajang mencari jodoh warga setempat.

Pantauan di beberapa lokasi di Kabupaten Tanggamus, seperti di Pekon Kotaagung, Kecamatan Kotaagung, Pekon Kandang Besi dan Pekon Negara Batin di Kecamatan Kotaagung Barat. Kemudian Pekon Banding dan Rajabasa di Kecamatan Bandar Negeri Semoung serta sejumlah pekon di Kecamatan Semaka, terlihat semangat anak muda dalam mengangkat dan memeriahkan acara itu patut diacungkan jempol.

Begitupun dengan antusias warga sekitar yang menyaksikannya. Usaha keras atau perjuangan peserta panjat pinang kadang-kadang terlihat lucu dan sangat mengibur warga yang menyaksikan. Namun di balik perjuangan perserta panjat pinang juga mewakili warga dalam menggambarkan keceriaan saat berhari lebaran.

"Panjat pinang ini sudah menjadi tradisi bagi warga adat Lampung pesisir setiap merayakan lebaran. Selain sebagai ungkapan sukacita, kegiatan ini juga sebagai bentuk silaturahmi antar warga, serta sebagai sarana mencari jodoh bagi muli dan mekhanai,” kata Yani (30), seorang panitia di Kecamatan Kotaagung Barat, Rabu (20/06/2018).

Menurutnya, baik lebaran puasa maupun lebaran haji, panjat pinang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat setempat. Seolah-olah tidak lengkap lebaran tampa panjat pinang. "Walaupun bermodalkan dana sumbangan masyarakat dan pengendara kendaraan yang melewati lokasi panjat pinang, dan dengan kesegala keterbatasan persiapan namun acara ini tetap meriah," katanya.

Pada saat bersamaan juga digelar pesta sekura. Sebuah acara yang dilakukan pada hari setiap lebaran. Biasanya kegiatan ini dimulai tanggal 2 Syawal dan berlangsung sekitar seminggu di beberapa pekon di Kabupaten Tanggamus.

Pesta sekura diisi dengan kegiatan panjat pinang dan dimeriahkan oleh orang-orang yang memakai topeng yang disebut sekura. Pesta ini merupakan wujud kegembiraan atas hasil panen yang melimpah. Meskipun saat ini makna kegiatan tidak lagi mutlak sebagai wujud kegembiraan atas hasil panen, sudah menjadi suatu kebiasaan dan di beberapa pekon menjadi agenda tahunan.

Biasanya dalam sekuraan, terdapat sekura. Bedanya, sekuraan meliputi perayaan dengan tahapan-tahapannya. Sedangkan sekura merupakan orangnya. Sekura adalah orang yang berusaha menutupi wajah dan badannya sedemikian rupa agar tidak dikenali dalam tradisi sekuraan.

Ada dua jenis sekura, yaitu sekura kamak dan sekura kecah. Sekura kamak berarti sekura kotor yang berfungsi sebagai penghibur bagi penonton. Sekura ini disebut demikian karena pakaian dan topeng yang dikenakannya kotor, misalnya busana tani atau tumbuhan. Fungsinya menghibur pengunjung.

Sedangkan sekura kecah berarti sekura bersih. Disebut demikian karena kostum yang dikenakan bersih-bersih dan rapi. Sekura jenis ini berfungsi sebagai pemeriah dan peramai peserta. Sekura inilah yang berkeliling pekon atau dusun untuk melihat-lihat dan berjumpa dengan gadis pujaannya.  (Sayuti)

Editor :