Gerakan 20.000 Mahasiswa Lampung Anti Money Politic Kawal Pilkada Serentak
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Menyambut pemilihan kepala daerah provinsi lampung yang akan diselenggarakan pada tanggal 27 Juni mendatang hal ini Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM-Unila), menggelar gerakan 20.000 mahasiswa anti money politic (politik uang).
Presiden Bandan Esekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung (Unila) Fauzul Adzim menerangkan gerakan tersebut merupakan hasil dari konsolidasi akbar di Graha Kemahasiswaan, untuk mengawal Pilkada Lampung yang bersih dari politik uang, Rabu (30/05/2018) lalu.
BACA: Dishub Bantah Pungli Parkir di Pasar Tengah Dilakukan oleh Pihaknya
BACA: 300 Personil Gabungan Siap Amankan Lebaran Daerah Tanggamus
BACA: Pokjawan Jalin Silahturahmi dengan Bukber Bareng Pemda Way Kanan
Dalam konsolidasi yang dihadiri beberapa elemen aktivis mahasiswa seperti ini kordinator Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Lampung, Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa, dan perwakilan dari BEM-DPM Fakultas serta lembaga kemahasiswaan lainnya ini berhasil melahirkan beberapa gerakan kemahasiswaan yang akan mengawal proses terjadinya pemilihan di provinsi lampung.
"Gerakan 20000 mahasiswa anti money politik merupakan salah satu gerakan yang diinisiasi oleh mahasiswa se-provinsi lampung untuk senantiasa mengawal politik uang sampai tanggal 27 Juni nanti," ungkapnya saat dihubungi Kupastuntas.co, Minggu (03/06/2018).
Fauzul juga menjelaskan selain gerakan 20.000 mahasiswa anti money politik ada beberapa gerakan juga yang berhasil dilahirkan oleh para aktivis mahasiswa dalam proses demokrasi diantaranya aksi segel bawaslu dan gerakan 3 mata.
"Segel bawaslu, ini adalah aksi peringatan kepada bawaslu untuk konsisten menjaga nilai-nilai demokrasi dan melawan segala tindakan yang menodai proses penyelenggaraan pilkada seperti money politik. Sedangkan gerakan 3 mata adalah gerakan konkrit kita, mahasiswa menjaga dengan 3 mata, 2 mata memperhatikan, 1 mata kamera mendokumentasikan," jelasnya.
Fauzul juga menerangkan bahwa gerakan ini tidak hanya dilakukan saat pemilihan gubernur saja, melainkan gerakan ini akan tetap berlangsung dan berkesinambungan sampai pilpres 2019.
"Gerakan ini akan terus berjalan, jadi tidak hanya pemilihan gubernur tahun ini saja, melainkan akan terus berkesinambungan hingga pilkot, pileg, maupun pilres ditahun 2019," ujarnya.
BACA: Warga di Tanggamus Keluhkan Maraknya Bunyi Petasan
BACA: Hadapi Arus Mudik, Polres Lamtim Koordinasi dengan Pemda
BACA: Ini Penjelasan Panwaslu Lampura Soal Penemuan APK Paslon Arinal-Nunik
Menteri Kajian Politik dan Hukum BEM Unila Tiyas Zariansyah menerangkan mahasiswa Lampung dinilai memiliki peran penting dan strategis dalam mengawal proses Pilkada Lampung 2018 dan menjadi Social Control bagi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
“Sebagai mahasiswa kita harus mengawal dan dapat mengontrol proses berlangsungnya pilkada, agar tidak ada kecurangan dalam hal apapun, baik itu money politik atau pun kecurangan lainnya, maka dari itu kita harus melakukan gerakan untuk melawan segmentasi, melawan politik uang,” katadia. (Sule)
Berita Lainnya
-
Kampanye Terakhir, Ardjuno Gebrak Dua Kabupaten
Sabtu, 23 November 2024 -
Tim Badminton Kemenag Lampung Masuk Babak Semifinal Kejuaraan Korpri Cup 2024
Sabtu, 23 November 2024 -
Kunjungi Universitas Teknokrat Indonesia, Siswa SMAN 1 Palas Antusias Pelajari Metaverse
Sabtu, 23 November 2024 -
Akademisi Unila Ajak Masyarakat Pilih Pemimpin Berdasarkan Rekam Jejak
Sabtu, 23 November 2024