Polda Lampung Bongkar Ribuan Ekstasi Jaringan Dua Lapas
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Tim Operasinal Subdit III Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah (Polda) Lampung menangkap seorang tersangka peredar narkoba yang dikendalikan dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang, Jakarta Timur dan Lapas Rajabasa, Bandar Lampung.
Direktur Reserse Narkoba Polda Lampung, Kombes Pol. Shobarmen, menjelaskan, tersangka yang diringkus anggotanya bernama Ricky Jamal (28). Dari tangan warga Panjang, Bandar Lampung ini, disita barang bukti berupa 1500 butir pil ekstasi siap edar.
“Ricky ini merupakan kaki tangan dari napi yang berada di Lapas Cipinang berinisial LA, dimana dia (Ricky) ini mengedarkan di Provinsi Lampung,” kata Shobarmen, Jumat (01/06/2018).
Shobarmen mengatakan, terbongkarnya kasus ini berawal dari informasi yang didapat anggota Subdit III Ditresnarkoba Polda Lampung, akan adanya peredaran ekstasi di Provinsi Lampung.
“Anggota saya dapat info kalau ada barang jenis ekstasi dan sabu akan turun sebanyak 15 ribu butir pil ekstasi dan satu kilogram sabu. Anggota kemudian melakukan penyelidikan,” imbuhnya.
Dari hasil penyelidikan, lanjutnya, diketahui kalau tersangka berada disebuah rumah kontrakan dibelakang Hotel Grand Praba. “Anggota langsung melakukan penggerebekan di rumah kontrakan itu. Alhasil, setelah tersangka diamankan, langsung dilakukan penggeledahan dan ditemukan 1500 butir pil ekstasi siap edar,” terangnya.
Selanjutnya, tersangka berikut barang bukti narkoba esktasi dibawa ke Mako Ditresnarkoba Polda Lampung guna penyidikan lebih lanjut. Berdasarkan hasil pemeriksaan, lanjut Shobarmen, tersangka Ricky menerima barang haram itu atas perintah OR (Napi Lapas Rajabasa). OR berkomunikasi dengan LA terkait pemasarannya.
"Jadi, napi di Lapas Rajabasa itu berperan sebagai operator, bukan pemilik. Dia (OR) yang mengatur barang itu dan peredarannya di Lampung,” bebernya.
Meski begitu, kata mantan Kepala SPN Polda Lampung ini, Or dan La sendiri tidak memasukan ekstasi tersebut ke dalam Lapas, namun hanya memonitor dan memantau melalui jaringannya yang ada di luar Lapas.
"Kalau narapidana memang tidak membawa (keluar masuk) Narkoba tapi monitor saja dari dalam lapas," ujarnya. (Oscar)
Berita Lainnya
-
Klasika Lampung Tolak Gelar Pahlawan untuk Soeharto
Selasa, 11 November 2025 -
Jembatan di Rajabasa Makan Badan Sungai, DPRD Bandar Lampung Bakal Panggil Dinas PU
Selasa, 11 November 2025 -
[TIDAK UNTUK DITIRU] Pelajar SMK di Bandar Lampung Ditangkap Diduga Perkosa Teman di Toilet Sekolah
Selasa, 11 November 2025 -
Diberi Waktu Sebulan, BGN Ancam Tutup Dapur MBG Tak Punya Sertifikat Higiene
Selasa, 11 November 2025









