• Rabu, 06 November 2024

Bahaya! Talud Pemecah Ombak Rusak, Warga Kuala di Tanggamus Terancam Gelombang Pasang

Senin, 28 Mei 2018 - 19.28 WIB
154

Kupastuntas.co, Tanggamus - Warga di pemukiman nelayan Dusun Kuala, Pekon Tegineneng, Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus, dihantui kecemasan akibat hancurnya talud pemecah ombak (breakwater), yang menyebabkan pemukiman mereka yang berada di bibir pantai menjadi terbuka dan gampang diterjang gelombang pasang.

“Selama ini, kami warga Kuala yang bermukim di pesisir pantai selalu dihantui kecemasan dan rasa was-was akibat ancaman abrasi. Kami khawatir akan menjadi korban, karena jarak air laut dengan rumah warga saat pasang hanya tinggal dua meter, bahkan ada yang dipinggir laut," ujar Ramli, salah seorang warga Kuala, Senin (28/5/2018).

Warga yang umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan tersebut merasa khawatir terhadap ancaman gelombang pasang air laut.

Pasalnya, pasca hancurnya breakwater di wilayah tersebut beberapa tahun lalu, mengakibatkan kondisi pemukiman nelayan tersebut menjadi tidak terlindungi. Pemukiman penduduk menjadi  rawan terkena hantaman gelombang pasang.

“Seperti yang bisa abang lihat sendiri, bagian dapur rumah warga sudah berada dibibir laut saat laut pasang. Kalau sekarang belum pasang memang air lautnya jauh," kata Ramli.

Atikah, warga lainnya menuturkan sejak tanggul pemecah ombak yang selama ini berfungsi melindungi pemukiman warga telah hancur, maka setiap gelombang pasang warga menjadi takut. Karena tidak ada lagi penghalang bagi masuknya air laut ke pemukiman penduduk.

Akibatnya, warga menjadi cemas karena pemukimannya menjadi semakin jauh dari nyaman untuk ditinggali karena selalu merasa was-was.

"Saat masih ada talud pemecah ombak masih mendingan, karena saat ada terjangan gelombang, airnya tidak sampai menggenangi rumah penduduk," kata Atikah.

Terkait kondisi tersebut, Kepala Pekon Tegineneng, Kecamatan Limau, Sukari berharap dapat segera dibangun kembali breakwater yang hancur serta peninggian di seluruh bagian bangunannya.

"Selagi belum ada perbaikan atau pembangunan kembali breakwater masyarakat di sini selalu diliputi kecemasan," katanya.

Menurut Sukari, jika pemerintah tidak segera membangun tanggul ini maka selain pemukiman warga hancur juga akan terjadi ancaman abrasi pantai yang semakin luas.

“Bisa-bisa pemukiman Kuala ini jadi laut. Karena saat ini saja sudah sekitar 30 meter daratan disini sudah berubah jadi laut, karena abrasi" katanya. (Sayuti)

Editor :