Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Terkait harga ayam hidup dan telur yang merangkak naik selama Ramadan, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Lampung, Ferynia mengatakan, sejauh ini pihaknya masih menunggu hasil koordinasi Kementerian Perdagangan dan para pengusaha ternak.

Setelah dilaksanakan operasi pasar di dua kabupaten yaitu pasar Tegineneng, Pesawaran dan pasar Natar, Lampung Selatan. Sejak 16 Mei 2018, pihaknya menemukan harga telur dan ayam yang mengalami kenaikan. Di mana harga ayam hidup per kilogramnya kini mencapai Rp23 ribu sampai Rp24 ribu dari hari biasanya (di luar Ramadan) yang hanya Rp18 ribu.

"Harga relatif stabil, seperti harga beras di Lampung sudah di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), cuma yang naik ini daging ayam dan telur. Saya pikir stok ayam dan telur sudah cukup, jadi mungkin euforia memasuki Ramadan. Tapi Kemendag sedang koordinasi untuk menurunkan harga tersebut," ujar Ferynia, di lapangan Korpri, Senin (21/5/2018).

Menyikapi hal tersebut, kata Ferynia, Dinas Perdagangan Provinsi Lampung bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota menggelar pasar murah di 155 tempat se-Provinsi Lampung guna menekan kenaikan harga bahan pokok di pasaran.

Dalam kegiatan pasar murah tersebut, Toko Tani Indonesia (TTI) ikut berperan terutama pada daging sapi beku.

"Kita sudah dua kali membawa mereka (TTI) dalam pasar murah. Tahun kemarin harga Rp80 ribu kurang dibeli, tetapi tahun ini banyak yang beli tergantung bagaimana melihat peluang ini, kalau bisa stok daging di TTI ditambah," ujarnya.

Di samping itu juga, lanjut dia, koordinasi bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kabupaten/kota dan satgas pangan masih perlu ditingkatkan. Jika didapat ada kenaikan harga pangan di pasar, dirinya mengimbau agar segera melapor kepadanya untuk diambil langkah-langkah penyelesaian.

Dikatakannya, operasi pasar oleh Dinas Perdagangan Provinsi Lampung masih akan berlanjut di kabupaten lain seperti, Lampung Utara (Kamis, 24/5/2018) dan Tulang Bawang (Sabtu, 26/5/2018). (Erik)