• Senin, 23 Desember 2024

Kopi Stek Dinilai Lebih Menjanjikan, Petani Tanggamus Berbagi Pengalaman

Minggu, 20 Mei 2018 - 17.56 WIB
809

Kupastuntas.co, Tanggamus - Para petani kopi di Kecamatan Ulubelu, Air Naningan dan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus, mengembangkan kopi stek, karena dinilai mendukung produksi kopi berkualitas ekspor.

BACA: Polres Way Kanan OTT 3 Pelaku Pungli Dana Sertifikat Prona

BACA: Penerimaan PNS Pemkot Bandar Lampung Akan Dibuka Usai Pilkada

Menurut pengakuan sejumlah petani kopi, ketertarikan mereka mengembangkan kopi stek, selain buahnya lebih banyak dari kopi biasa (cara tradisional), perawatan kopi yang dikembangbiakkan melalui stek ini juga dinilai tidak rumit serta tahan hama.

“Dari tanaman kopi stek ini kita bisa menaksir buah kopi yang dihasilkan, yaitu rata-rata 3 sampai 4 kilogram per batang kopi, sedangkan yang tidak stek hanya 1,5 kilogram per batang,” kata Sutirman (43), petani kopi di Pekon Datarajan, Kecamatan Ulubelu, Minggu (20/05/2018).

BACA: Baznas: Kesadaran ASN Pemrov Lampung Membayar Zakat Masih Minim

BACA: Basznas Lampung Telah Salurkan Zakat di 8 Kabupaten

Sutirman menuturkan, sejak tahun 2006 lalu, dia dan sejumlah petani kopi diwilayahnya sudah berupaya untuk meningkatkan hasil panen atau buah kopi dengan melakukan stek. Stek dilakukan untuk pohon kopi yang hasilnya sedikit, lalu dikawinkan dengan pohon yang buahnya banyak. Penyetekan tidak bisa dilakukan sembarangan, harus dipilih bibit kopi yang bagus. “Harus dipilih bibit kopi yang bagus. Agar hasil seperti yang kita harapkan,” kata dia.

Penyetekan biasanya dilakukan pada musim penghujan agar kopi yang distek tidak layu dan mati. “Hasilnya sudah bisa dirasakan saat ini, mayoritas petani di Ulubelu, Air Naningan dan Pulau Panggung merasakan produksi kopi meningkat hingga tiga kali lipat, selain itu, buak kopi stek lebih besar daripada kopi biasa. Hanya tahun ini karena factor cuaca, produksi kopi turun,” kata Thamrin (51), petani kopi di Pekon Gunung Megang, Kecamatan Pulaupanggung.

BACA: Warga Tanggamus Berharap Pendidikan Gratis Hingga SMA (1)

BACA: Ini Identitas Terduga Teroris di Pesawaran

Selain itu, para petani di wilayah ini juga sudah menyadari pentingnya memetik buah kopi matang (masak). Hal ini untuk meningkatkan kualitas biji kopi yang akan dihasilkan nantinya.

“Hanya kendalanya saat ini pada penjemuran, seharusnya dijemur dilantai semen atau menggunakan terpal agar kopi tidak terkontaminasi jamur. Tetapi,  kebanyakan petani kopi masih menjemur diatas lantai tanah langsung,” ujar Badri (37), petani kopi di Pekon Datar Lebuay, Kecamatan Air Naningan. (Sayuti)

Editor :