• Senin, 23 Desember 2024

Pjs Gubenur : Pemuda Harus Cermat Manfaatkan Bonus Demografi

Jumat, 11 Mei 2018 - 15.29 WIB
64

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Pejabat Sementara (Pjs.) Gubernur Lampung, Didik Suprayitno berpesan kepada para pemuda untuk benar-benar memanfaatkan bonus demografi yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia di tahun 2020-2030.

Dia mengatakan, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mana 2/3 atau 70 persen wilayahnya dikelilingi oleh lautan memiliki potensi alam yang sangat berlimpah. Sehingga bagaimana generasi muda khususnya dapat memanfaatkan kekayaan alamnya.

"Kalau kita memanfaatkan bonus demografi, Indonesia akan melesat cepat maju. Tapi kalau kita tak cepat tanggap, tak mau belajar, bisa - bisa perkiraan 2030 negara kita menjadi terpuruk itu benar akan terjadi. Kita semua tak menginginkan ini terjadi," ujar Didik saat memberi kuliah umum, di Gelanggang Universitas Teknokrat Indonesia (UTI), Rabu (9/5).

Menurutnya, membela negara bukan hanya dengan memanggul senjata, tetapi melalui berbagai aspek keahlian seperti teknologi, kemaritiman, budaya, seni dan sebagainya. Dewasa ini, tantangan dalam membangun Indonesia menjadi semakin berat dikarenakan dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga butuh kecermatan mengikuti perkembangan zaman dan jika tidak maka bersiaplah tergilas oleh zaman.

Didik juga berpesan kepada para mahasiswa bahwa setiapnya memiliki peran masing-masing dalam upaya membangun bangsa walaupun keterampilan yang dimiliki tak sesuai dengan jurusan saat di bangku perkuliahan.

"Tak masalah keahlian berbeda dengan jurusan di kuliah, tapi bagaimana setiap pemuda bisa menempatkan dirinya masing-masih membangun NKRI ini. Pemuda mempunyai peran sebagai agen perubahan, kontrol sosial, dan peran aktif memberi masukan-masukan kepada negara," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, revolusi industri, revolusi teknologi, revolusi tenaga kerja menjadi pertimbangan semua pihak. Keberadaan tenaga kerja asing memang tak bisa dihindarkan, tetapi hal ini menjadi tantangan bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan tenaga yang memiliki kompetensi tinggi supaya bisa menyaingi tenaga asing yang ada sehingga tak perlu lagi mengambil tenaga kerja dari luar negeri. (Erik)

Editor :