Warga Dua Dusun di Tanggamus Ini Harapkan Jalan Menuju Kampung Mereka Segera Diaspal
Kupastuntas.co, Tanggamus - Warga Dusun Sinar Madang, Pekon Banjar Agung dan Dusun Madang Jaya, Pekon Ampai, Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus, meminta pemerintah mengaspal jalan tanah menuju dusun mereka.
Karena dengan kondisi jalan tanah yang rusak saat ini, warga mengaku kesulitan menjual hasil perkebunan mereka ke pasar. Selain itu, buruknya infrastruktur jalan menuju dua dusun tersebut, membuat dusun tersebut terisolir dan menambah angka putus sekolah dan pernikahan usia dini.
Dusun Sinar Madang, Pekon Banjar Agung saat ini dihuni oleh 150 kepala keluarga (KK), sedangkan Dusun Madang Jaya, Pekon Ampai berpenghuni sekitar 80 kepala keluarga, yang sebagian besar warga pendatang dari Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Kedua dusun tersebut memiliki kontur alam berbukit, dengan mayoritas masyarakat mengandalkan penghasilan dari perkebunan kakao (cokelat), sedikit kelapa, pisang dan buah-buahan seperti durian, duku dan manggis.
“Sejak setahun ini tanaman kakao kami diserang hama dan penyakit. Sehingga hasilnya tidak cukup untuk biaya hidup. Sementara kelapa, pisang hanya tanaman sela, yang ditanam diantara tanaman kakao,” kata Sodik (35), warga Dusun Sinar Madang, Selasa (8/5/2018).
Sejak berpuluh tahun, akses jalan menuju dua dusun yang bertetangga, berupa jalan tanah, telah rusak berat dengan lebar sekitar 2 meter. Dan hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor.
“Jalan menuju kampung kami masih berlapis tanah merah. Jangan tanya, bagaimana kesulitan kami saat hendak bepergian ke luar kampung. Pada musim penghujan, jalan ini becek seperti sawah, di musim kemarau seperti di gurun pasir,” kata Sodik diamini sejumlah warga lainnya.
Selain harus berjuang melewati jalan berlumpur, warga harus mengeluarkan biaya ekstra untuk mengangkut hasil pertanian sampai ke Kecamatan Limau atau ke desa induk, Pekon Banjar Agung. Kakao, pisang, padi, singkong, kelapa, gula merah, sayuran dan buah-buahan tidak dapat diangkut dengan kendaraan roda empat karena kondisi jalan yang licin dan becek.
“Kami harus mengeluarkan ongkos untuk ojek atau kuli panggul. Kadang-kadang besarnya sama dengan biaya untuk pengangkutan hasil pertanian ke Kotaagung atau ke Pringsewu,” kata Atian (30), warga lainnya.
Bukan itu saja, akibat buruknya jalan, banyak anak-anak di dua dusun tersebut yang putus sekolah, karena alasan sekolah jauh dan jalan rusak.
“Jangan ditanya soal pernikahan dini, anak-anak disini kalau tamat SD, ya kalau perempuan nunggu nikah. Habis mau apa lagi,” kata Imam (45), warga Sinar Madang. (Sayuti)
Berita Lainnya
-
Dirut dan Direktur Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Tanggamus Jadi Tersangka Korupsi
Jumat, 22 November 2024 -
Pria di Tanggamus Bacok Teman Gegara Burung Merpati, Ini Kronologinya
Kamis, 21 November 2024 -
Jembatan Gantung Way Umbar Rusak, Pemkab Tanggamus Fokus Tingkatkan Jalan Menuju Akses Permanen
Minggu, 17 November 2024 -
Kejari Tanggamus Sita Harta Mantan Kepala Desa Sukamernah karena Terlibat Korupsi
Kamis, 14 November 2024