• Selasa, 26 November 2024

Petani Kopi Tanggamus Nikmati Hasil Panen dan Harga Bagus Musim Ini

Selasa, 01 Mei 2018 - 22.06 WIB
292

Kupastuntas.co, Tanggamus - Memasuki musim panen raya, petani kopi di Kabupaten Tanggamus, ?dibuat sumringah, menyusul meningkatnya hasil panen dan harga jual kopi yang tinggi.

Saat ini musim panen kopi masih terus berlangsung di beberapa sentra kopi di kabupaten Tanggamus, seperti Kecamatan Bandar Negeri Semoung, Ulubelu, Airnaningan dan Pulaupanggung

Firdaus (40), seorang petani kopi di Pekon Tanjung Baru, Kecamatan Ulubelu mengatakan, mengatakan panen kopi kali ini sangat mengembirakan bagi para petani. Sebab hasil panen cukup bagus dibandingkan tahun lalu, dan harga juga mengalami kenaikan.

Dimana bila tahun sebelumnya dalam satu hektar tanaman kopi hanya menghasilkan paling tinggi 2 ton, maka tahun ini meningkat menjadi 3 sampai 4 ton per hektar.

"Alhamdulillah musim kopi tahun ini produksi meningkat dibandingkan tahun lalu, ditambah lagi harga kopi juga bagus. Saat ini harga kopi Rp22.500 per kilogram," katanya, Senin (1/5/2018).

Menurut para petani, tingginya harga biji kopi di tingkat petani disebabkan karena faktor cuaca yang mendukung, dimana dalam beberapa minggu terakhir cuaca panas, sehingga, kualitas biji kopi jauh lebih bagus dibandingkan pada saat musim hujan.

"Kualitas biji kopi yang dijemur saat musim panas tentu akan lebih bagus ketimbang musim hujan. Makanya harga hingga saat ini masih tinggi. Coba kalau hujan terus, tentu kualitas biji kopi akan rusak dan harganya pun ikut anjlok," kata Birin (50), petani kopi di Pekon Sinar Jawa, Kecamatan Airnaningan.

Dengan harga kopi tersebut, para petani mengaku dapat membantu mereka mencukupi kebutuhan pokok atau sembako untuk musim tahun depan, serta sebagian untuk biaya sekolah anak-anak.

"Kalau harganya terus bertahan seperti ini, petani sangat gembira, dan akan lebih giat untuk mengurus tanamannya. Karena terus terang selama ini, harga biji kopi tidak sesuai dengan jerih payah petani dan harga kebutuhan pokok di pasaran," ujar Yatmo (51), petani di blok 5 Pekon Gunungdoh, Kecamatan Bandar Negeri Semoung.

Saleh (57), petani kopi di Kecamatan Pulaupanggung menuturkan, untuk panen kopi dibutuhkan waktu yang lama antara 8 sampai 12 bulan. Sehingga menjadi petani kopi tidak dapat diandalkan sebagai penghasilan utama.

Untuk itu, rata-rata petani kopi bekerja serabutan untuk menopang kebutuhan keluarga.

"Kalau hanya mengandalkan dari bertani kopi hasilnya tidak mencukupi. Makanya disela-sela tanaman kopi juga ditanami rempah-rempah seperti cabe", katanya.

Edi, pengepul kopi di Kecamatan Talangpadang mengatakan kenaikan harga kopi tersebut disebabkan kondisi pasaran buah kopi di luar daerah, seperti Palembang, Medan hingga Jakarta memang tengah positif.

"Kenaikan harga ini disebabkan harga pasaran kini sedang positif. Begitu juga dengan kualitas hasil panen kopi di seluruh sentra kopi di Tanggamus, membaik. Sehingga, harga dipasaran terus naik," katanya.

Dia memprediksi, kenaikan harga kopi di pasaran masih akan berlangsung hingga beberapa bulan mendatang. ?Tergantung bagaimana kondisi dan permintaan dari luar daerah tersebut. (Sayuti)

Editor :