• Senin, 23 Desember 2024

Angkatan Kerja Lampung Didominasi Lulusan SD

Kamis, 26 April 2018 - 19.08 WIB
271

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kualitas angkatan kerja di Lampung masih terbilang rendah. Pasalnya dari total 4 juta angkatan kerja, lebih dari separuhnya merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD). Angkatan kerja berada pada golongan umur 25 tahun sampai 49 tahun yang merupakan rentang masa puncak produktivitas seorang pekerja.

Kabid Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung, Fitri Anita mengatakan, di tahun 2017, angkatan kerja Lampung 67 persennya adalah lulusan SD dan sekolah menegah. Sementara lulusan dari perguruan tinggi tak sampai 10 persen.

“Lulusan perguruan tinggi kita pada angkatan kerja tahun lalu itu hanya 8,36 persen,” kata Fitri, dalam kegiatan launching ISP di SMK BLK Bandar Lampung, Kamis (26/4/2018).

Akibat rendahnya jenjang pendidikan ini, para angkatan kerja menjadi tenaga kerja yang low skill dan hanya mampu menempati posisi-posisi bawah. Untuk itu, kata dia, tenaga kerja harus berupaya meningkatkan kompetensi untuk dapat bersaing di pasar kerja.

Ia menjelaskan, Pemprov Lampung sudah mencanangkan Program Lampung Kompeten untuk meningkatkan potensi SDM melalui program sertifikasi keahlian profesi.

“Sertifikasi ini sangat penting karena merupakan pengakuan terhadap tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja sesuai persyaratan. Salah satu sasaran dalam program ini mewujudkan seluruh lulusan SMK memiliki ijazah kelulusan, sekaligus memiliki sertifikasi kompetensi,” jelas dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, penduduk Lampung yang menganggur tahun 2016 sebanyak 190,35 ribu orang. Persentase penduduk yang menganggur dari seluruh angkatan kerja sebesar 4,62 persen. Pendidikan tertinggi penduduk yang menganggur paling banyak lulusan SMA yaitu sebanyak 85,56 ribu orang atau sekitar 44,95 persen.

Selain itu juga cukup banyaknya pengangguran intelek yakni pengangguran lulusan di atas SMA (perguruan tinggi). Jumlahnya mencapai lebih dari 15,72 ribu orang atau 8,26 persen.

Sementara, Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi (LPJK) Provinsi Lampung,  Tubagus Ahmad Rifai mengatakan saat ini tenaga kerja terampil memang masih minim. Terbukti dengan jumlah teknisi dengan keahlian profesional yang jumlah masih sangat terbatas.

“Sebenarnya peluang untuk teknisi ini sangat terbuka karena jumlah mekanik kita sangat terbatas. Ini menjadi tantangan bagi lulusan SMK untuk bisa mengisi posisi tersebut,” kata dia.

Ia mencontohkan, jika perusahaannya mencari seorang manajer, sehari membuka lowongan kerja yang daftar bisa sampai 10 orang. Sementara untuk mencari mekanik ahli, seminggu belum tentu ada yang daftar.

Ia juga menyinggung tentang tenaga kerja asing (TKA) yang masuk ke Indonesia. Hal ini juga harus bisa diatasi dengan meningkatkan kualitas para angkatan kerja di Indonesia, terutama di Lampung agar tidak kalah bersaing di pasar kerja.

“Dunia industri membutuhkan lulusan berkualitas, maka harus jadi tenaga yang juga berkualitas. Hanya yang punya daya saing tinggi dan profesional yang akan memenangkan tantangan ke depan,” tandasnya. (Tampan)

Editor :