Peredaran BBM Oplosan di Tanggamus Resahkan Warga

Kupastuntas.co, Tanggamus - Warga Kecamatan Kota Agung dan Kota Agung Timur, Kabupaten Tanggamus menyayangkan aparat kepolisian belum menindak tegas para penjual bakar minyak (BBM) yang diduga oplosan, yang sangat merugikan warga. Pasalnya, sampai saat ini peredaran bahan bakar minyak (BBM) yang diduga oplosan masih marak.
Warga Kecamatan Kota Agung dan Kota Agung Timur, khususnya yang memiliki kendaraan bermotor, diresahkan makin maraknya peredaran bahan bakar minyak (BBM) yang diduga oplosan.
"Kami mohon aparat kepolisian bergerak cepat untuk mengusut peredaran bahan bakar minyak (BBM) oplosan ini, masyarakat sudah resah, karena merusak kendaraan bermotor," kata Yudi (30), salah seorang warga Kota agung, Kamis (12/4/2018.
Menurut Yudi, secara fisik warga tidak bisa membedakan antara BBM oplosan, baik premium, pertalite maupun pertamax, Karena warnannya sama.
"Tetapi baru terasa saat kita berkendara, dimana mesin motor brebet, bahkan mogok. Dan saat dibawa ke bengkel, kata mekanik bukan karena mesin tapi bbm nya oplosan," katanya.
Beni, warga Kota Agung Timur mengaku kesulitan saat menghidupkan sepeda motornya.
"Kalau mesin dingin, susah dihidupan, sekalinya hidup, motor tidak bisa langsung jalan, nunggu mesin panas dulu," katanya.
Selain itu, kata dia, saat kondisi motor belum bisa jalan, saat gas ditarik yang terjadi justru mesin langsung mati.
"Sekalinya kita gas lagi, motor langsung mau lompat. Kondisi itu baru saya sadari setiap kali beli pertalite eceran di pinggir jalan," ujar dia.
Terpisah, Kapolsek Kota Agung AKP Syafri Lubis mengaku pihaknya belum menerima laporan masyarakat seputar peredaran BBM diduga oplosan itu.
"Kami belum menerima laporan resmi dari masyarakat, saya justru baru tahu dari mas (wartawan), karena itu dasar kami untuk bertindak," kata Syafri Lubis yang dihubungi melalui telepon genggamnya, Kamis (12/4/2018).
Meski demikian, Syafri Lubis berjanji akan menindaklanjuti hal ini.
"Kami akan melakukan penyelidikan soal ini. Sebab untuk membuktikan benar tidaknya BBM oplosan harus di tes di laboratorium," katanya. (Sayuti)
Berita Lainnya
-
Rumah Seorang Kakek di Limau Tanggamus Ludes Terbakar Saat Salat Isya
Senin, 07 Juli 2025 -
Buaya di Way Semaka Tanggamus Cermin Retak Ekologi Kita, Oleh: Sayuti
Senin, 07 Juli 2025 -
Krisis LPG 3 Kg di Tanggamus Masih Terjadi, Warga: Harga Rp 35 Ribu
Senin, 07 Juli 2025 -
Antre Panjang dan Dapat Satu Tabung, Warga Keluhkan Operasi Pasar Gas Melon Pemkab Tanggamus
Jumat, 04 Juli 2025