• Jumat, 18 Oktober 2024

Masih Ada 20 Pekon Tertinggal dan 25 Pekon Terpencil di Tanggamus

Rabu, 11 April 2018 - 17.45 WIB
1.8k

Kupastuntas.co, Tanggamus - Sebanyak 20 dari total 302 pekon di Kabupaten Tanggamus masih berstatus sebagai pekon tertinggal. Keduapuluh pekon tertinggal tersebar di 6 dari total 20 kecamatan.

Keduapuluh pekon tertinggal tersebut berada di Kecamatan Ulu Belu sebanyak 3 pekon yaitu Pekon Air Abang, Penantian dan Pekon Tanjung Baru. Kecamatan Kelumbayan Barat satu pekon yaitu Pekon Sidoharjo. Kecamatan Kelumbayan delapan pekon, yaitu Pekon Negeri Kelumbayan, Susuk, Napal, Unggak, Penyandingan, Paku, Umbar dan Pekon Kiluan Negeri.

Selanjutnya Kecamatan Pulaupanggung satu pekon yaitu Pekon Sinar Mancak. Kecamatan Bandar Negeri Semoung (2 pekon), yaitu Pekon Atarlebar dan Tulungsari. Kecamatan Limau (3 pekon), Pekon Ampai, Banjar Agung dan Tanjungsiom. Kecamatan Pugung (2 pekon), Sukamulya dan Talanglebar.

Selain itu berdasarkan data BPS Tanggamus, di Bumi Begawi Jejama ini juga tercatat sebanyak 25 Pekon berpredikat pekon terpencil. Ke-25 pekon terpencil itu adalah, Pesangguan, Teluk Berak, Karang Berak, Tirom, Way Asahan , Kaur Gading, Martanda, Tampang Tua dan Tampang Muda (Kecamatan Pematangsawa). Kemudian Pekon Petai Kayu, Rejosari, Ulusemoung, Sinar Banten dan Sirna Galih (Kecamatan Ulubelu).

Kemudian Pekon Negeri Kelumbayan, Susuk , Napal, Unggak, Penyandingan, Paku, Umbar dan Kiluan Negeri (Kecamatan Kelumbayan). Pekon Sinar Petir, Sukaagung dan Sukaagung Barat (Kecamatan Pugung).

“Secara bertahap pembangunan pekon tertinggal dan pekon terpencil itu terus digalakkan. Dana nya bersumber dari dana desa, Gerbang Saburai, dan lain sebagainya. Hasilnya sudah bisa dirasakan saat ini,“ kata kepala Bappeda Tanggamus Hendra Wijaya Mega baru-baru ini.

Sementara itu, untuk pekon terpencil di Kabupaten Tanggamus yang sangat butuh perhatian pemerintah adalah sembilan pekon di Kecamatan Pematangsawa, meliputi Pekon Pesanguan, Teluk Berak, Karang Berang, Way Asahan, Kaurgading, Tirom, Martanda, Tampang Tua dan Tampang Muda. Dimana karekteristik wilayah tersebut berada di dataran tinggi berbatasan langsung dengan perairan Teluk Semaka disatu sisi dan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) disisi lain.

‘‘Selama puluhan tahun yang kami impikan adalah pembangunan jalan tembus dari Waynipah ke Pekon Tampang Tua. Sekitar dua tahun lalu pernah dibuka jalan dari Waynipah ke Dusun Pedamaran oleh TNI. Tetapi sampai hari ini belum ada tanda-tanda akan dibangun kembali. Karena konon katanya karena pak Bambang (Bupati Tanggamus) kalah di daerah kami waktu Pilkada,’’ kata Sigit (30), warga Dusun Umbul Gajah, Pekon Karang Berak, Kecamatan Pematangsawa, Rabu (11/4/2018).

Wamardi, Kepala Pekon Karang Berak mengakan jalan tembus menuju sembilan pekon tersebut merupakan jalan tikus yang kondisinya sangat ekstrem dan berada dipinggir jurang dan hutan TNBBS.

"Kalau jalannya bagus dari Karang Berak ke Kotaagung paling dua jam, tapi karena tidak ada jalan bisa lima jam. Itupun beresiko," kata dia.

Otomatis, kata Mawardi, modal angkutan barang dan jasa bagi masyarakat sekitar adalah dengan naik kapal laut (kapal kayu) dengan waktu tempuh 2 sampai 4 jam. Dengan ongkos Rp25 ribu/orang dan Rp500 per kilogram untuk barang.

"Modal angkutan utama kami ya melalui laut, kalau lautnya rajuh (bergelombang) perjalanan bisa enam jam. Belum lagi hasil bumi kami rusak kesiram air laut," ujarnya.

Suyono, Kepala Pekon Teluk Berak berharap Pemkab Tanggamus kembali memprioritaskan pembangunan jalan diwilayah Pematangsawa, guna peningkatan kehidupan masyarakat lebih baik lagi.

“Terus terang wilayah kami ini kaya dengan hasil bumi dan ikan. Tetapi karena tidak ada jalan, warga kami tetap miskin, yang kaya ya pengijon (tengkulak)," katanya.

Selain itu, kata dia, sulitnya jalan membuat tingkat putus sekolah di wilayah ini sangat tinggi.

"rata-rata hanya tamat SD, habis mau ke SMP sulit jalannya apalagi mau ke SMA. Banyak yang mogok sekolah, akhirnya nikah muda dan jadi petani gurem,“ kata dia. (Sayuti)

Editor :