Wakil Ketua I DPRD Rusli Sholeh Sesalkan Kematian Ibu dan Anak di Tanggamus
Kupastuntas.co, Tanggamus - Kasus meninggalnya Murni Rohayati (38) dan bayi yang dilahirkannya karena tidak mendapat pertolongan tenaga bidan saat persalinan sebab berada di daerah terpencil, membuat Wakil Ketua I DPRD Tanggamus, Drs. H. Rusli Shoheh prihatin. Dia berharap kedepan tidak ada lagi kasus serupa menimpa warga Tanggamus.
"Terus terang, saya bisa merasakan kesedihan keluarga almarhumah. Selain kehilangan ibunya, juga kehilangan bayi laki-laki yang diharapkan jadi penerus keturunan keluarga pak Nurhalim. Saya sudah baca beritanya di harian Kupas Tuntas tadi pagi," kata Wakil Ketua I DPRD Tanggamus, Rusli Shoheh kepada Kupas Tuntas, Senin (2/4/2018).
Menurut Rusli, selain sedih, dia juga mengaku prihatin kasus yang memilukan itu terjadi ditengah gencarnya upaya Pemkab Tanggamus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan menekan angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan.
"Saya tidak menyalahkan siapa-siapa dalam kasus ini. Ini terjadi karena medan yang sulit. Yang saya sesali disini, kurangnya koordinasi dan perhatian mulai dari tingkat RT, Dusun, Pekon, Kecamatan hingga dinas terkait," kata politisi senior PAN Tanggamus ini.
Dikatakan Rusli, yang dimaksud koordinasi disini adalah seharusnya masing-masing pihak (RT, Dusun, Pekon, dan seterusnya) termasuk Posyandu mempunyai data masyarakat di daerah terpencil tentang kondisi kesehatannya termasuk data ibu hamil.
"Sehingga manakala di data itu ada warga yang sakit, hamil dan lokasinya jauh dari pusat pelayanan kesehatan, semisal bidan desa, Puskemas Pembantu (Pustu) dan Puskesmas, maka bisa disarankan untuk sementara keluar dulu dari umbulan (tempat terpencil)," ujar Rusli.
Rusli Shoheh juga berharap Dinas Kesehatan proaktif memberi penekanan kepada tenaga kesehatan seperti bidan desa, untuk aktif mendatangi wilayah terpencil diwilayah tugas masing-masing.
"Sehingga mereka (bidan desa) mengetahui mana warga yang sakit yang butuh pertolongan serius, termasuk mengetahui keberadaan ibu hamil yang beresiko. Sehingga disuruh menetap di kampung yang dekat dengan bidan atau pelayanan kesehatan," katanya.
Sementara itu seorang staf Dinas Kesehatan Tanggamus yang juga seorang bidan mengatakan, angka kematian pada ibu melahirkan dan bayi dipicu oleh berbagai penyebab. Diantaranya, kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kandungan ke tempat-tempat medis seperti Posyandu, Polindes, bidan, Pustu dan Puskesmas menjadi salah satu penyebab tingginya kematian bayi dan ibu melahirkan.
"Bisa juga dilihat dari geografis wilayah. Misalnya wilayah tersebut jauh dari pusat kota dan minimnya akses untuk menuju ke pusat kesehatan. Dimana warga hanya memanfaatkan dan mempercayai dukun beranak yang berada di wilayah tersebut. Akibatnya, banyak bayi dan ibu melahirkan yang mengalami kondisi kurang baik tidak tertangani dengan baik," katanya.
Dan kasus kematian yang menimpa Murni Rohayati dan bayinya, kata dia bisa disebabkan faktor yang dia sebutkan tadi. "Bisa dua faktor penyebabnya, faktor kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan, dan letaknya yang terpencil yang sulit dijangkau," kata dia. (Sayuti)
Berita Lainnya
-
Dirut dan Direktur Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Tanggamus Jadi Tersangka Korupsi
Jumat, 22 November 2024 -
Pria di Tanggamus Bacok Teman Gegara Burung Merpati, Ini Kronologinya
Kamis, 21 November 2024 -
Jembatan Gantung Way Umbar Rusak, Pemkab Tanggamus Fokus Tingkatkan Jalan Menuju Akses Permanen
Minggu, 17 November 2024 -
Kejari Tanggamus Sita Harta Mantan Kepala Desa Sukamernah karena Terlibat Korupsi
Kamis, 14 November 2024