• Senin, 25 November 2024

PDAM Macet, Warga Kelurahan Baros Terpaksa MCK di Sungai Kotor

Selasa, 20 Maret 2018 - 20.10 WIB
584

Kupastuntas.co, Tanggamus - Warga RT.08 RW.03 Lingkungan Way Jelai, Kelurahan Baros, Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, terpaksa memanfaatkan sungai untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, kendati kotor dan berbau, menyusul sering tidak mengalirnya air dari PDAM Way Agung.

Ironis memang kehidupan warga RT.08 RW.03 Kelurahan Baros ini. Meski hidup dipinggir Way Jelai dan berada dilingkungan perkotaan, tetapi untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka kelumpungan.

"Sekitar tahun 90-an warga Way Jelai (RT.08 RW.03 Kelurahan Baros) ini mulai beralih menggunakan air PDAM, menyusul air sungai Way Jelai mulai tercemar, walau untuk nyuci baju dan buang hajat," kata Ipin (60), warga setempat, Selasa (20/3/2018).

Menurut Ipin, berbarengan dengan masuknya air PDAM, secara perlahan warga mulai menimbun sumur yang ada yang selama puluhan tahun menjadi sumber air bersih.

"Tapi sudah lebih dari lima tahun ini air PDAM sering tidak mengalir, atau kalau mengalir airnya kecil," katanya.

Kondisi ini memaksa warga kembali memanfaatkan air sungai yang kotor dan berbau untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, seperti mencuci, mandi, gosok gigi bahkan wudhu dan buang hajat.

"Sebenarnya air sungai Way Jelai ini sudah tidak layak lagi digunakan, karena tercemar dan bau," kata Ruminah, warga lainnya.

Untuk keperluan mandi dan mencuci, warga pun harus rela menahan gatal dan bau akibat sungai kotor dan bercampur sampah serta kotoran manusia.

"Bahkan air PDAM di musholla juga sering mati, sehingga mengganggu warga untuk beribadah," ujar Mantri, pengurus Musholla setempat.

Dan untuk mendapatkan air sedikit bersih, warga setempat membuat sumur-sumur resapan di pinggir sungai, dan menggunakan air untuk mencuci pakaian, mandi, menyikat gigi dan berwudhu.

Kondisi air yang kotor dan berbau tak jarang membuat warga mulai terserang penyakit gatal gatal dan alergi. Namun, air sungai yang kotor dan berbau ini menjadi satu-satunya sumber air yang masih bisa diharapkan warga. (Sayuti)

 

Editor :