• Jumat, 29 Maret 2024

Hama Serbu Kakao, Petani Tanggamus: Pemda Bantu Kami!

Minggu, 18 Maret 2018 - 20.52 WIB
742

Kupastuntas.co, Tanggamus - Ratusan petani kakao di tujuh pekon di wilayah Tanjung Cina, Kecamatan Pematangsawa, Tanggamus menjerit akibat produksi buah kakao terserang hama.

Hama menyerbu tanaman kakao setidaknya di tujuh tempat yakni Pekon Tampang Tua, Tampang Muda, Martanda Kaurgading, Tirom, Asahan, Karang Berak dan Teluk Berak di wilayah Tanjung Cina itu antara lain, hama busuk batang dan hama penggerek buah kakao (PBK).

Petani kakao semakin mengeluh karena curah hujan yang cukup tinggi. Buah kakao petani membusuk berjamur yang mengakibatkan buah kakao busuk tak berbiji.

“Sejak setahun terakhir, otomatis tidak ada yang bisa diharapkan dari tanaman kakao kami. Buah kakao kami rusak sebelum dipanen karena terserang penyakit busuk buah dan penggerek buah kakao. Kondisi ini diperparah dengan tingginya curah hujan,” kata Karim (54), salah seorang petani kakao di Dusun Sukadamai, Pekon Tampang Tua, Kecamatan Pematangsawa, Minggu (18/03/2018).

Setahun terakhir, Karim mengalami kerugian, dua hektar tanaman kakao miliknya hanya menghasilkan sekitar 5 kg buah kakao. "Kondisi ini benar-benar memukul kami. Sebab, kakao sudah kadung menjadi tanaman andalan kami setelah kopi sudah dibabat habis,” kata dia.

Pantauan Kupas Tuntas, buah kakao milik petani yang terkena hama menjadi kering dan warna buah menghitam, ulah jenis hama busuk batang dan hama penggerek buah kakao (PBK).

"Hama busuk batang misalnya, menyebar sangat cepat menyebar, sehingga petani sulit untuk menanggulanginya. Serangan hama ini menyerang perlahan mulai dari ujung daun, lalu menjalar ke ranting, batang dan pohon. Sehingga menyebabkan pohon menjadi mati," Rasyid, petani kakao di Pekon Kaurgading.

Sedangkan hama penggerek buah kakao (PBK), umumnya menyerang buah kakao. Mulai dari buah yang masih kecil hingga yang agak tua. Buah yang terkena hama ini biasanya mengering, dan didalam buah tersebut tidak ada bijinya.

Selain itu, petani juga harus bertarung melawan hama tupai atau bajing yang memakan biji kakao. “Keadaan ini bila dibiarkan akan menghancurkan petani kakao diwilayah kami. Dan terus terang, selama ini belum ada tindakan dari dinas terkait, tidak peranah ada petugas yang datang ke daerah kami yang terpencil,” kata Yanto, petani kakao di Dusun Tirom Awi, Pekon Karang Berak.

Petani berharap pemerintah daerah, khususnya Dinas Perkebunan setempat dapat membantu untuk membina dan memberikan solusi untuk menanggulangi serangan hama pada tanaman kakao yang terjadi di daerah tersebut. (Sayuti)

Editor :

Berita Lainnya

-->