• Jumat, 27 Desember 2024

Hasil Lada Lampung Terus Merosot

Selasa, 13 Maret 2018 - 09.03 WIB
415

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Hasil bumi Lampung yang sudah lama mendunia adalah lada. Namun dari tahun ke tahun produksinya semakin menurun.

Ketua Dewan Riset Nasional (DRN) Bambang Setiadi menjelaskan produksi lada Lampung di zaman kolonial cukup besar, bahkan di tahun 1913 pernah mencapai 11.965.000 kg.

Menurutnya ada sejumlah permasalahan pertanian lada di Lampung yang harus segera diselesaikan. Selain produksi yang merosot, luas kebun dan petani yang tertarik menanam lada semakin berkurang.

“Permasalahan lainnya yaitu pengolahan pasca panen dan jaminan harga lada untuk petani. Minimnya perhatian pemerintah terhadap komoditas ini juga membuat sebagian varietas unggulan lada di Lampung punah,” ujarnya pada Focus Group Discussion (FGD) Dewan Riset Daerah (DRD) di Ruang Sidang Lantai II Rektorat Unila, Senin (12/3/2018).

Tahun 2016, luas kebun lada di lampung tercatat 46.054 ha dengan jumlah produksi lada hitam mencapai 14.854 ton. Ia berharap Pemda Lampung memberikan perhatian khusus untuk tanaman lada ini, salah satunya dengan membangun pusat riset lada.

Ketua Dewan Riset Daerah Provinsi Lampung Hasriadi Mat Akin menjelaskan, komoditi lada Lampung tak hanya beredar di nusantara, tetapi sudah diekspor hingga ke berbagai negara. Sayangnya saat ini kondisi pertanian lada semakin terlupakan.

“Di forum diskusi ini kita ingin tahu kenapa bisa lenyap? padahal nilai ekonominya tinggi sekali. Ini kendalanya apa lalu kita carikan solusi yang tepat,” kata Hasriadi.

Rektor Unila ini menyebut masalah budidaya adalah yang paling utama. Banyak tanaman lada yang tak lagi menghasilkan buah melimpah karena pengetahuan petani yang terbatas dan banyaknya serangan hama penyakit.

“Disini peluang Unila masuk. Kita kerjasama dengan Pemprov karena mereka yang punya wilayah, apa yang bisa disumbangkan oleh ahli-ahli Unila menjadi action plan pemda. Unila sudah lama punya teknologinya, hanya selama ini nggak ada komunikasi dengan pemda,” tutupnya.

Sementara Pjs. Gubernur Lampung Didik Suprayitno mendorong kembalinya komoditas lada sebagai salah satu ikon Lampung. Didik mengatakan riset merupakan ujung tombak pengambilan kebijakan suatu daerah, sehingga sudah menjadi kebutuhan untuk mengambil suatu keputusan.

Didik berharap akan diperoleh masukan Pemprov Lampung untuk bahan dalam mengambil keputusan terutama tentang revitalisasi komoditi Lada di Provinsi Lampung. “Dengan FGD ini, diharapkan mampu mencari akar permasalahan yang menyebabkan lada Lampung menurun, serta menghasilkan upaya yang dapat merevitalisasi lada di Provinsi Lampung,” ujarnya. (Tampan)

Editor :