Petani Lesu, Harga Getah Karet di Tubaba Terus Turun
Kupastuntas.co, Tulangbawang Barat - Harga getah karet di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) terus turun, saat ini harganya hanya Rp4.000/kg sehingga membuat petani setempat lesu.
Slamet (34), salah seorang petani karet asal Pulung Kencana, Kecamatan Tulangbawang Tengah ketika ditanya Minggu menjelaskan, harga karet di daerahnya kini anjlok hanya Rp4.000/kg sangat tidak menguntungkan petani dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Harga karet kembali turun. Semula sempat naik Rp6.000/kg, kini turun lagi menjadi Rp4.000/kg. Kami petani makin tidak berdaya," ungkap Slamet.
Ia mengatakan hasil dari menderes karet memang lumayan, tapi ketika dijual hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Apalagi harga kebutuhan pokok juga lumayan mahal.
Anjloknya harga karet tersebut diakuinya sangat berdampak terhadap kehidupan perekonomian masyarakat, khususnya petani karet dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Harga karet dalam beberapa tahun terakhir ini sudah berkali-kali mengalami penurunan mulai dari harga tertinggi mencapai Rp14 ribu/kg, kemudian terus turun tajam menjadi mulai dari Rp10 ribu/kg hingga sempat merosot tajam ke Rp3.000/kg," katanya.
Slamet mengaku dalam satu hari kebun miliknya mampu menghasilkan getah karet sekitar sepuluh kg, sehingga jika dijual bisa menghasilkan uang Rp40.000 ribu, itupun kalau tidak hujan.
"Itu masih harga kotor belum dipotong untuk biaya perawatan. Yang pasti kami merasa sangat sulit dengan turunnya harga karet," katanya.
Basri, (40), petani di Kecamatan Tulangbawang Udik juga mengeluhkan penurunan harga karet dari Rp5.000 menjadi Rp4.000 hingga Rp4.800/kg.
"Sudah tiga empat minggu ini harga karet turun terus. Ditambah musim penghujan seperti sekarang ini petani tidak bisa menderes, sedangkan kebutuhan keluarga makin harus tetap jalan. Sampai kapan kami bisa bertahan dari hasil karet yang rendah ini," katanya.
Ungkapan yang sama juga dikatakan Sahrul (40) warga Tirta Kencana, yang menyatakan turunnya harga karet membuat daya beli masyarakat menurun.
"Mayoritas penduduk di Tubaba ini penghasilannya mengandalkan getah karet, jika harga getah karet terus turun bagaimana nasib kami ke depan," kata Sahrul.
Ia berharap pemerintah segera mencari solusi untuk mengembalikan harga karet yang anjlok ini.
Secara terpisah Wawan (41), salah satu pengumpul karet di Kecamatan Tulangbawang Tengah mengaku terpaksa membeli hasil getah karet petani antara Rp4.000-Rp4.800/kg karena harga jual ke pengepul besar hanya mencapai Rp5.000/kg untuk karet basah sedang karet kering hanya Rp7.000/kg.
"Ya gimana lagi pak kami jual ke pengepul besar juga murah, kita hanya mengikuti harga pasaran," kata Wawan.
Harga karet yang rendah ini juga terjadi di Kabupaten Mesuji dan Kabupaten Tulangbawang yang sebagian besar penduduknya juga mengandalkan hidup dari bertani karet. (*)
Sumber: Antara Lampung
Berita Lainnya
-
Sukses Hibur Ribuan Warga Tubaba, Andika Kangen Band Ajak Pilih Ardjuno di Pilgub Lampung 2024
Selasa, 12 November 2024 -
Arinal Djunaidi akan Bangun Infrastruktur dan Perjuangkan Harga Hasil Pertanian di Tubaba
Selasa, 12 November 2024 -
Kinerja Arinal Sudah Terbukti, Tokoh Masyarakat Tubaba Siap Menangkan Ardjuno di Pilgub Lampung 2024
Selasa, 12 November 2024 -
Pesta Rakyat Ardjuno, Lautan Massa Penuhi Lapangan Pulung Kencana Tubaba
Selasa, 12 November 2024