Waspadalah, Sakit Kepala Sebelah Berisiko Kena Penyakit Kardiovaskular
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Anda yang punya riwata migrain (sakit kepala sebelah) perlu waspada. Penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan antara migrain dengan kecenderungan seseorang untuk menderita penyakit kardiovaskular.
World Health Organization (WHO) mendefiniskan kardiovaskular sebagai penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah. Penyakit kardiovaskular tercatat sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan kanker dan kecelakaan.
Menurut WHO, pada 2008 ada lebih dari 17 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular. Beberapa penyebabnya adalah tekanan darah tinggi, merokok, diabetes, kurang bergerak. Kolesterol tinggi, kegemukan, diet tidak seimbang, dan konsumsi alkohol secara berlebihan.
Dokter Kaper Adelborg, peneliti dari Rumah Sakit Universitas Aarhus Denmark, menuturkan bahwa pihaknya tengah mengumpulkan bukti pendukung soal migrain sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular baik pada pria ataupun wanita.
Temuan terbaru ini membuat orang yang berisiko kena penyakit kardiovaskular bisa dibilang meningkat, karena secara umum migrain banyak diderita orang.
Peneliti juga mencatat satu dari lima orang yang menderita migrain mengalami kelainan kronis yang ditandai dengan sakit kepala parah serta rasa mual.
Penelitian tersebut memeriksa data pada 51.000 pasien yang telah didiagnosis migrain, sedangkan untuk kelompok kontrol lebih dari 510.000 orang serupa yang tidak memiliki riwayat migrain. Pada kelompok migrain, sebagian besar pasien adalah wanita dan biasanya pertama kali didiagnosis ketika mereka berusia sekitar 35 tahun.
Pada awal penelitian, tidak ditemukan peserta yang menderita serangan jantung, stroke, penyakit arteri perifer, gangguan irama jantung, gumpalan pada pembuluh darah dalam pada kaki mereka, atau gagal jantung.
Namun, setelah 19 tahun masa tindak lanjut, sebanyak 2.451 orang dengan riwayat migrain memiliki risiko setidaknya satu dari masalah kardiovaskular, dan 575 orang memiliki risiko lebih dari satu.
Jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak migrain, mereka memiliki risiko dua kali lipat lipat terkena stroke. Sebanyak 49% lebih lebih cenderung mengalami serangan jantung, dan 59% lebih mengalami pembekuan pada pembeluh darah di kaki, 25% mungkin mengalami detak jantung yang tidak teratur.
Kendati demikian, riwayat migrain tampaknya tidak mempengaruhi risiko gagal jantung atau penyakit arteri perifer. Risiko absolut dari masalah jantung ini rendah. Pada studi ditemukan sebanyak 25 di setiap 1.000 orang dengan migrain mengalami serangan jantung, sedangkan jika tanpa riwayat migrain ditemukan sebanyak 17 dari setiap 1.000 individu.
Demikian pula, 45 dari 1.000 orang dengan migrain mengalami jenis stroke yang paling umum, jika dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat sakit kepala hanya ditemukan 25 dari 1.000 orang yang mengalami stroke.
Sementara itu untuk risiko pembekuan darah di kaki, 27 dari setiap setiap 1.000 orang dengan migrain, sedangkan 18 dari 1.000 orang tanpa sakit kepala sebelah ini.
Sebanyak 47 dari 1.000 orang ditemukan mengalami detak jantung yang tidak teratur, dibandingkan orang yang tidak mengidap migrain risiko hanya dialami 34 dari 1.000 individu.
Secara umum, risiko masalah kardiovaskular yang terkait dengan migrain lebih tinggi pada orang yang memiliki riwayat migrain dengan aura seperti gejala visual lampu berkedip atau berkilauan, garis zigzag atau bintang.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah beberapa orang dengan migrain mungkin belum didiagnosis dengan benar. Kelemahan lain adalah peneliti tidak memiliki data mengenai faktor lain seperti kebiasaan olahraga yang secara independen dapat mempengaruhi risiko penyakit kardiovaskular.
Namun, Direktur Institut Kesehatan Masyarakat Charite Universitas Medizin di Berlin, Tobias Kurth mengatakan temuan tersebut dapat menambah bukti bahwa bahkan orang muda dan sehat pun dapat terkena penyakit kardiovaskular jika mereka mengalami migrain.
“Migrain, khususnya migrain dengan aura, sebelumnya dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke dan ada peningkatan bukti bahwa migrain juga terkait dengan penyakit kardiovaskular non-stroke lainnya, seperti infark miokard dan kematian,” kata Kurth seperti dikutip dari Reuters. (*)
Sumber: Reuters.com
Berita Lainnya
-
Indonesia Peringkat Kedua Kasus TBC Terbanyak, Capai 1 Juta Lebih
Selasa, 12 November 2024 -
Idul Adha 1445 H, PGN Bagikan 382 Hewan Kurban di Sekitar Wilayah Operasional
Minggu, 16 Juni 2024 -
IDI: Debu Batubara Menimbulkan Peradangan Kronis Paru-paru
Minggu, 22 Oktober 2023 -
PDIP Respon Bobroknya Pelayanan RSUD Tubaba, APH Diminta Usut Anggarannya
Jumat, 04 Februari 2022