Akibat Potassium Sianida, Terumbu Karang Teluk Semaka Makin Rusak

Kupastuntas.co, Tanggamus - Kerusakan terumbu karang di perairan Teluk Semaka, Kabupaten Tanggamus, semakin parah dengan adanya aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.
Sejumlah nelayan kepada Kupastuntas.co, Kamis (1/3/2018) mengungkapkan, kerusakan terumbu karang itu sudah begitu parah dan terjadi disemua gugusan perairan dangkal di Teluk Semaka, seperti Tanjung Cina (Kecamatan Pematangsawa), mulai Pekon Tanjungan, dan lainnya.
"Kerusakan terumbu karang cukup parah juga dijumpai di sekitar Pulau Tabuan, Teluk Kiluan, Kecamatan Limau, Kecamatan Cukuhbalak, dan Keamatan Kelumbayan, termasuk di perairan sepanjang pantai Kotaagung mulai dari Ketapang (Kecamatan Limau) sampai pantai Sawmil (Kecamatan Wonosobo)," kata Rahmat (39), nelayan di Kecamatan Kota Agung.
Mantri (41), seorang nelayan payang yang mengaku sudah menjelajah perairan dangkal Teluk Semaka mengatakan, rusaknya terumbu karang di perairan Teluk Semaka ini sudah terjadi bertahun lalu, dan semakin hari kondisinya semakin parah, karena kurangnya penanganan dari pemerintah daerah setempat.
“Akibat paling dirasakan dari kerusakan terumbu karang ini adalah sulitnya nelayan mencari ikan di perairan dangkal, karena terumbu karang yang merupakan rumah bagi ikan sudah rusak,” kata Mantri (41).
Menurutnya, rusaknya terumbu karang itu disebabkan aktivitas pencarian ikan tidak ramah lingkungan menggunakan bom potassium sianida yang dilakukan para nelayan luar Tanggamus, seperti para nelayan dari Telukbetung (Bandar Lampung) dan nelayan Kabupaten Pesawaran.
Namun petugas dari Dinas Kelautan dan Perikanan Tanggamus dan Polairud Kotaagung, tidak pernah berhasil menangkap para pelakunya, karena mereka sangat lihai dalam melakukan aksinya dan mengelabui petugas.
"Tidak pernah ada kegiatan patroli yang dilakukan oleh DKP Tanggamus atau petugas lainnya di peraiaran Teluk Semaka. Makanya aktivitas pencarian ikan dengan bom dengan leluasa terus terjadi. Dampaknya terumbu karang semakin rusak parh, dan nelayan kecil sulit mencari ikan, bahkan kehidupan mereka (nelayan) kini ibarat hidup segan mati tak mau,” kata dia. (Sayuti)
Berita Lainnya
-
Kepala Balai Besar TNBBS di Kotaagung Diduga Lakukan Tindakan Asusila ke Pegawainya, Suami Korban Tuntut Permintaan Maaf
Senin, 10 Maret 2025 -
Sempat Terbengkalai, Masjid Nurul Faidzin Kembali Hidupkan Syiar Islam di Kota Agung
Senin, 10 Maret 2025 -
Nelayan di Tanjung Agung Tanggamus Keluhkan Kapal Purse Seine Beroperasi Terlalu Dekat dengan Pantai
Jumat, 21 Februari 2025 -
Harapan Besar Warga Tanggamus untuk Bupati dan Wakil Bupati Baru
Kamis, 20 Februari 2025