• Kamis, 28 Maret 2024

Banjir Way Bungur, Jalintim Terputus Petani Merugi Rp4 Miliar Lebih

Selasa, 27 Februari 2018 - 21.24 WIB
140

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Sebuah truk bermuatan singkong terguling akibat lubang jalan dan derasnya arus Sungai (Way) Bungur yang melompati Jalan Lintas Timur (Jalintim), tepatnya di perbatasan Lampung Timur dan Lampung Tengah, Selasa (27/02/2018). Di sisi lain, warga setempat mengaku mengalami kerugian hingga Rp4 miliar lebih.

Meluapnya Sungai (Way) Bungur sejak Senin (26/02/2018) malam memberi dampak buruk, bukan hanya bagi warga desa setempat, tetapi juga para pengendara yang melewati Jalintim. Arus lalulintas sempat terputus beberapa jam, sehingga kemacetan panjang mengular dari dua arah.

Menurut Haris, warga setempat, sejak Senin malam hingga Selasa pagi, air yang melintasi jalan cukup tinggi dan deras, sehingga tidak mungkin dilewati kendaraan dari dua arah secara bersamaan. Solusinya, dilakukan buka tutup lintasan secara bergantian.

"Itu pun hanya bisa dilintasi kendaraan roda empat secara berhati-hati. Beberapa pengendara motor yang nekad melintas nyatanya tumbang dan nyaris terbawa arus," ujarnya.

Meski pihak kepolisian Dan warga setempat selalu siaga di lokasi, nyatanya masih saja ada pengendara yang kurang berhati-hati sehingga sempat pula ada truk bermuatan singkong yang terguling.

"Arus air yang deras, lambat laun mengikis sebagian aspal jalan sehingga membentuk lubang. Truk tersebut terguling karena terjebak lubang," imbuhnya.

Sementara itu, Camat Way Bungur Raden Gunawan menuturkan, desa yang terdampak banjir di wilayahnya adalah Tanjung Tirto. Untuk pemukiman penduduk, setidaknya ada 280 rumah yang tergenang, dengan ketinggian air antara 50 centimeter sampai 1 meter lebih.

Untuk mengakomodir kebutuhan warga yang terdampak banjir, sudah didirikan dapur umum, posko kesehatan, dan fasilitas perahu karet untuk membantu warga yang ingin mengungsi atau menyeberang. "Bantuan sudah mulai berdatangan, bukan hanya dari Pemda, tapi juga dari beberapa parpol, organisasi kemasyarakatan, serta masyarakat umum dari desa lain," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Desa Tanjung Tirto Sugiarto menambahkan, kerugian warga yang paling mendasar adalah lahan pertanian yang terendam, dimana hampir semua padi sudah mulai menua dan sebentar lagi panen.

"Total tanaman padi yang terendam ada sekitar 154 hektare, dengan kerugian total ditaksir mencapai lebih dari Rp4 miliar," tandasnya. (Jaya)

Editor :

Berita Lainnya

-->