Tingkatkan SPM, Disdikbud Mulai Kenalkan Sejarah Budaya Lampung Pada Siswa
Kupastuntas.co, Lampung Utara - Disdikbud (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) Kabupaten Lampung Utara melalui bidang Kebudayaan mulai giatkan program mengenal tempat sejarah.
Kegiatan itu dimotori oleh Bidang Kebudayaan dan membuat gebrakan dalam memperkenalkan sejarah dan Kebudayaan suku Lampung kepada para siswa dan guru sejarah. Langkah itu merupakan langkah memajukan dunia pendidikan yang tidak hanya meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Kepala Disdikbud Lampung Utara Suwandi melalui Kabid Kebudayaan, Nani Rahayu mengatakan, kegiatan pengenalan sejarah dan kebudayaan Lampung itu dilaksanakan selama tiga hari yang dimulai daru tanggal 20-22 Januari 2018 lalu.
Dalam pengenalan sejarah itu anak-anak dan guru berkeliling ke Kecamatan Abung Timur dengan menemui salah satu tokoh yang dapat menceritakan sejarah suku Lampung Abung. Setalah itu menuju Kecamatan Blambangan Pagar tujuannya sama yakni menemui tokoh adat untuk mengenal peninggalan-peninggalan sejarah seperti kain tapis yang sudah berusia ratusan tahun.
"Kalau kita tidak mengenalkan sejarah dan kebudayaan kepada anak-anak pasti mereka tidak akan tau. Mereka hanya mengenal nama saja, tapi tidak tahu beliau itu siapa dan sejarahnya bagaimana," kata Nani, Senin (26/2/2018).
Dikatakan Nani, di hari ke dua rombongan berkunjung ke Daerah Sungkai untuk bertemu dengan para tokoh dari berbagai Kecamatan yang memberikan informasi tentang sejarah Sungkai.
Di sana anak-anak diperkenalkan tentang sejarah-sejarah, peninggalan-peninggalan dan rumah-rumah adat Lampung di Desa Negara Tulang Bawang Kecamatan Bunga Mayang yang dibangun sejak tahun 1915 dan hingga saat ini masih berdiri. Kemudian di hari ke tiga anak-anak berkunjung ke Kecamatan Abung Tinggi yakni mengunjungi makam puyang Minak Trio Diso beserta keluarganya.
Lalu melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh tradisi untuk mencari informasi tentang sejarah berdirinya Abung Tinggi.
"Di Abung Tinggi ini kita diperkenalkan situs-situs peninggalan nenek moyang orang Lampung. Di lokasi ada puluhan situs yang tidak terawat dan tersebar dilingkungan perkebunan kopi masyarakat. Dengan adanya pengenalan sejarah dan kebudayaan ini anak-anak bisa tau situs berupa batu itu merupakan peninggalan nenek moyang sehingga bisa dijaga dan dipelihara dengan baik," papar Nani.
Nani yang didampingi Kasi Pembinaan Kesenian Markos menjelaskan, munculnya ide untuk memperkenalkan sejarah dan Kebudayaan kepada para siswa ini dari Kementrian Pendidikan. Karena di Provinsi di luar Lampung, para siswa diajak untuk memperkenalkan sejarah dan budayanya.
"Saya ingin sekali ketika Bidang Kebudayaan ada di Disdikbud Lampura bisa bersentuhan langsung dengan siswa. Untuk itu saya buat kegiatan jelajah tokoh tradisi dan sejarah kebudayaan di Lampura kepada siswa dan guru sejarah," jelasnya. (Sarnubi)
Berita Lainnya
-
Hadiri Pembukaan Turnamen Futsal Ardjuno Cup Bukit Kemuning, Arinal Djunaidi Janji Bangun Gedung Futsal Jika Terpilih
Rabu, 13 November 2024 -
Kasus Dugaan Penganiayaan, Pengacara Korban Desak Polisi Tetapkan Kades Mekar Asri Lampura Jadi Tersangka
Rabu, 30 Oktober 2024 -
Melalui Indibiz, Witel Lampung Berikan Solusi Integritas Sektor Pendidikan
Rabu, 30 Oktober 2024 -
Kasus Dugaan Penganiayaan Kades Mekar Asri Lampura, Korban Desak APH Bertindak Tegas
Jumat, 25 Oktober 2024