Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pengurus Dewan Pimpinan wilayah Perserikatan Masyarakat Tani dan Nelayan Indonesia (Permatani) Provinsi Lampung terbentuk.

Pembentukan pengurus DPW Permatani Provinsi Lampung telah terlaksana pada Minggu (25/02/2018) di hotel krida wisata jalan urip sumoharjo Bandar lampung. Terbentuknya kepengurusan DPW Permatani Lampung, turut melahirkan Aribun sebagai ketua dan Dedy sebagai Sekretaris.

Dalam sambutannya, sekretaris DPW Permatani Lampung Dedy mengatakan terbentuknya pengurus DPW Permatani Lampung didasarkan pada Mandat Dewan Pengurus Pusat.

“Permatani merupakan Lembaga yang membawa visi dan misi yang jelas, terukur, terstruktur dan realistis (JTTR) yang mencerdaskan, memberdayakan, memasarkan dan mensejahterakan. Tentu dengan visi dan misi yang ada sehingga dapat disimpulkan bahwa PERMATANI adalah Ormas Kerja, Ormas Berbisnis, ormas yang menaungi dan mengayomi aktivitas bisnis anggota-anggotanya. dengan prinsip Win -win Thinking, Win - win Sulution dan Win -win Profit,” ungkap Dedy.

Dalam waktu yang sama ketua DPW Permatani Lampung Aribun menyambut baik kepercayaan peserta yang hadir telah menunjuknya nya sebagai ketua, pengusaha muda asal sumatera selatan ini mengatakan bahwa terbentuknya DPW Permatani Lampung bukan untuk membawa kepentingan politik.

“Lembaga Permatani terbentuk semata mata untuk untuk peningkatan kesejahteraan pelaku usaha dan mempasilitasi petani, peternak, dan nelayan dalam pengembangan usaha, produksi dan pemasaran,” ujar Aribun.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat ( DPP) Permatani Moch Zakir La Anjo, melalui sambungan Medsos Whats App-nya menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat atas terbentuk pengurus DPW Permatani Provinsi Lampung,

Dijelaskan Zakir La Anjo bahwa Permatani hadir dalam peradaban dan kancah keormasan Nasional, bahkan saat ini telah merambah ke skala internasional.

“Permatani terlahir dari sebuah impian idealisme - realiatis dan berinvestasi jangka menengah dan jangka panjang. Permatani terlahir dari hasil perjuangan panjang yang menguras pemikiran, kecerdasan mental, pengorbanan materil dan waktu serta membutuhkan investasi yg cukup besar demi tercapainya sebuah kolaborasi dan jaringan nasional yang kuat, termonitor dan terkendali” terangnya. (Satoris)