• Sabtu, 27 April 2024

Karena Miskin, Seorang Nenek Terpaksa Tinggal di Toilet Umum

Senin, 12 Februari 2018 - 17.20 WIB
331

Kupastuntas.co, Tanggamus – Karena faktor kemiskinan membuat seorang perempuan lanjut usia bernama Harmilah (90), terpaksa harus tinggal di sebuah toilet umum (WC) yang sempit, pengap dan bau, di perkampungan nelayan Kapuran, Kelurahan Pasarmadang, Kabupaten Tanggamus.

Nenek Harmilah yang hidup sebatang kara ini menghabiskan waktunya tinggal di toilet umum yang tidak terpakai lagi, karena tidak memiliki uang untuk mengontrak rumah. Jangankan untuk mengontrak, untuk makan sehari-hari saja Harmilah mengandalkan pemberian dari warga.

"Saya terpaksa tinggal disini (toilet umum), karena rumah saya sudah hancur diterjang ombak pasang lima bulan lalu. Saya gak sanggup ngontrak, karena gak punya duit. Makan saja dikasih orang," kata Sarmilah.

Dengan suara terputus-putus. Sarmilah mengaku pasrah menjalani sisa umurnya didera kemiskinan. Sejak suami tercintanya meninggal dunia, hidupnya semakin sulit.

Dan kesulitannya semakin menjadi, kala rumah satu-satunya tempat tubuh tuanya berteduh, hancur diterjang gelombang pasang, sekitar lima bulan yang lalu.

"Saya enggak mau ngerepotin orang. Jadi saya memilih tinggal di WC ini. Anak saya enggak tau kemana, enggak pernah pulang," kata dia.

Didalam toilet ukuran 2 X 1 meter itu, hanya ada selembar tikar yang digunakan Harmilah untuk tidur dan istirahat. Sesekali Harmilah keluar dari toilet yang disulapnya menjadi kamar.

Rasiti (45) salah seorang warga setempat menuturkan, sebenarnya nenek Harmilah mempunyai rumah yang berada tidak jauh dari toilet umum yang saat ini menjadi "rumah" Harmilah. Tetapi gelombang pasang yang terjadi sekitar 5 bulan lalu menghancurkan rumah Harmilah.

"Sejak rumahnya hancur, nenek Harmilah ini tinggal di WC umum. Sebenarnya banyak warga yang menawarkan diri agar dia tinggal di rumah warga, tapi dia tidak mau. Katanya takut ngerepotin, dan nunggu rumahnya dibangun pemerintah," terang Rasiti.

Tetapi, kata dia, selama 5 bulan sejak rumah nenek Harmilah hancur. Belum ada satupun pejabat Pemkab Tanggamus yang melihat kondisi nenek Harmilah. "Boro-boro bantuan mas, nengok aja ga ada," kata dia.

Padahal, katanya, pihak Ketua RT sudah mendata dan meminta surat-surat kepada Harmilah, yang dijanjikan akan mendapat bantuan. "Tapi sampai sekarang belum ada bantuan apa-apa dari pemerintah,” ujarnya. (Sayuti)

Editor :