Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Jalan menuju objek wisata Pulau Tanjung Putus dan Teluk Kiluan kini kondisinya makin memprihatinkan. Di beberapa titik, kondisi jalan rusak parah. Apalagi saat baru turun hujan, jalan semakin parah karena lubang-lubang besar di jalan dipenuhi air dan kubangan lumpur.

Pantauan Kupas Tuntas, pada Sabtu (09/02/2018), kerusakan jalan banyak terdapat di Jalan Pematang Awi, Jalan Dirt Road hingga ke Jalan Sawit.

Salah satu pengunjung Tanjung Putus, Damsi Tarmiji sangat menyayangkan kondisi ini. Sebab, saat ini Pemprov Lampung sedang giat-giatnya mempromosikan wisata Lampung, tetapi infrastrukturnya kurang mendukung.

“Kalau enggak salah kan ini baru dibangun tahun lalu, tapi kita lihat sekarang ini sudah hancur semua. Sayang kalo objek wisata kita bagus tapi jalannya begini. Pengunjung enggak akan tertarik,” kata Damsi.

Ia menjelaskan, di beberapa bagian jalan memang sudah di-rigid beton, sayangnya banyak juga betonnya yang tidak rapi dan bergelombang. Warga Teluk Betung Bandar Lampung ini mengaku sengaja datang ke Tanjung Putus untuk membuat film pendek tentang potensi wisata Lampung.

Menurutnya potensi wisata Lampung tidak kalah dibanding daerah lain, tapi pengelolaannya masih belum optimal. “Kita terpaksa hanya shoot di lokasi saja, tidak shoot pas perjalanan karena memang jalannya ngak bagus,” imbuhnya.

Ia berharap pemerintah dapat membenahi infrsatruktur jalan sehingga kunjungan wisatawan semakin meningkat. “Lampung ini sudah menjadi tujuan wisata yang paling utama dari Jakarta dan sekitarnya. Karena kalau orang mau ke Puncak Bogor atau Bandung kan udah bosan. Maka jalan dan sarana pendukung perlu dibenahi,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan Aris, salah satu anggota klub motor gede (moge) yang tour ke Tanjung Putus. Ia mengaku sengaja datang jauh-jauh dari Semarang ingin mencoba rute di Lampung. Tapi jalan menuju lokasinya memang sangat parah.

“Ini juga keluhan teman-teman, tadi pas nyebrang juga agak sulit. Sayang banget jalannya rusak padahal objek wisatanya bagus-bagus disini,” kata Arist. (Tampan)