Berikut 6 Fakta Kanker yang Kebanyakan Orang Belum Ketahui
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kebanyakan kita sering salah kaprah soal fakta atau mitos tentang penyakit kanker. Menurut Union for International Cancer Control (UICC), sebanyak 21,7 juta orang terkena kanker secara langsung. Banyak pasien baru terdeteksi kanker ketika sudah memasuki stadium lanjut, dan lebih buruk lagi karena masyarakat lebih percaya mitos.
Yayasan Kanker Indonesia mengimbau supaya masyarakat tidak mudah percaya pada mitos kanker yang banyak beredar. Alih-alih dapat menyembuhkan kanker, justru dapat memperburuk kondisi pasien kanker. Anda juga harus jeli dalam mencari informasi yang benar tentang kanker supaya tidak asal percaya mitos yang berkembang. Apa saja mitos itu?
Mitos 1: Kanker disebabkan oleh manusia dan merupakan penyakit modern
Kanker bukan sekedar penyakit modern buatan manusia. Catatan medis di Mesir dan Yunani menemukan tanda-tanda kanker pada kerangka manusia dari 3000 tahun silam. Meskipun gaya hidup, diet, dan polusi udara berdampak pada risiko kanker, namun tidak sepenuhnya kanker sebagai penyakit buatan manusia. Banyak penyebab kanker datang dari alam. Satu dari enam kanker disebabkan oleh virus dan bakteri.
Mitos 2: Superfood dapat mencegah kanker
Tidak benar bahwa buah beri, akar bit, brokoli, bawang putih, teh hijau, dan superfood dapat mencegah kanker. Namun, makanan tersebut dapat menjadi bagian dari kebiasaan makan dan hidup sehat dalam rangka mencegah kanker. Penting pula untuk menjaga pola makan sehat seperti mengonsumsi buah yang lebih sehat dari jenis makanan lain. Adapun tiga komponen utama untuk hidup sehat yaitu: Pertama, menjaga berat badan yang ideal. Kedua, olah raga teratur. Ketiga, mengikuti diet atau makan makanan menu sehat. Pasalnya makanan menu sehat dapat menurunkan risiko kanker hingga 35 persen.
Mitos 3: Mengkonsumsi makanan asam menyebabkan kanker
Tidak benar bahwa mengonsumsi makanan asam dapat tingkatkan risiko kanker. Sel kanker tidak dapat hidup pada lingkungan dengan kadar alkalin yang tinggi. Lingkungan asam di seputar sel kanker lebih disebabkan oleh cara tumor menciptakan energi dan menggunakan oksigen. Tidak ada bukti bahwa makanan dapat memanipulasi tingkat keasaman tubuh yang menyebabkan kanker.
Mitos 4: Pengobatan kanker lebih merusak daripada menyembuhkan
Pengobatan terhadap kanker seperti kemoterapi, radioterapi, atau bedah merupakan perawatan serius. Efek samping memang terasa sangat kuat, sebab pengobatan untuk mematikan sel kanker juga dapat menggangu fungsi beberapa sel sehat. Misalnya, sistem pembentukan darah. Pada kanker stadium awal, kemoterapi dan radioterapi masih diharapkan dapat menyembuhkan sebagai tujuan kuratif.
Sementara itu pada stadium lebih tinggi, kemoterapi bermanfaat untuk meringankan pennderitaan seperti nyeri dan mempertahankan kualitas hidup. Pembedahan merupakan pengobatan efektif terhadap beberapa jenis kanker, terutama pada stadium dini. Pada stadium lanjut, pengobatan paliatif tetap dilakukan bagi pasien kanker untuk memberikan keseimbangan kualitas dan kuantitas hidup.
Mitos 5: Biopsi membuat tumor menjadi ganas
Banyak orang menolak untuk pemeriksaan biopsi terhadap tumor karena takut benjolan justru akan menjadi kanker atau akan menjadi ganas. Justru, hal ini merupakan mitos yang sangat merugikan karena seringkali membuat pengobatan menjadi terlambat. Ada dua hal yang harus dimengerti, yaitu pertama, sebuah benjolan atau tumor jinak tidak akan menjadi ganas karena biopsi. Kedua, kanker tidak akan dapat diobati bila tidak diketahui jenisnya.
Mitos 6: Berlebihan dalam mengonsumsi makanan berlemak dapat memicu risiko kanker
Lemak yang memadat tidak menyebabkan kanker, yang buruk adalah lemak berlebih pada tubuh kita sendiri yang banyak diakibatkan oleh karbohidat dan gula yang berlebihan. (*)
Berita Lainnya
-
Kemenkes: Hubungan Sesama Jenis Jadi Sebab Terbanyak HIV/AIDS
Minggu, 01 Desember 2024 -
Indonesia Peringkat Kedua Kasus TBC Terbanyak, Capai 1 Juta Lebih
Selasa, 12 November 2024 -
Idul Adha 1445 H, PGN Bagikan 382 Hewan Kurban di Sekitar Wilayah Operasional
Minggu, 16 Juni 2024 -
IDI: Debu Batubara Menimbulkan Peradangan Kronis Paru-paru
Minggu, 22 Oktober 2023