Inflasi Bandar Lampung Menempati Peringkat Pertama, Harga Beras Penyumbang Terbesar
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Inflasi yang terjadi di Kota Bandar Lampung sebesar 1,24 persen menduduki peringkat pertama dari 82 kota yang diamati Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2018. Penyumbang inflasi terbesar dari kelompok bahan makanan termasuk harga beras sebesar 0,64 persen.
''Inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat pertama dari 82 kota yang diamati perubahan harga pada Januari 2018,'' kata Kepala BPS Lampung Yeane Irmaningrum dalam ekspos yang digelar di kantor BPS Lampung, Kamis (1/2).
Selain kelompok bahan makanan yang memberikan andil terjadinya inflasi di Kota Bandar Lampung, terdapat juga kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau sebesar 0,25 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,37 persen. Kelompok sandang 0,04 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi sebesar 0,09 persen. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.
“Kelompok yang memberikan andil besar terjadinya inflasi di Kota Bandar Lampung yakni harga beras, upah tukang bukan mandor, cabai merah, cabai rawit, bimbingan belajar, termasuk rokok kretek,” jelasnya.
Menurut dia, dari 82 kota yang diamati perkembangan harga sebanyak 79 kota mengalami inflasi tertinggi dan tiga kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi 1,24 persen sedangkan inflasi terendah 0,04 persen di Tangerang. Deflasi tertinggi berada di Jayapura sebesar -1,12 persen, dan deflasi terendah di Meulaboh -0,14 persen.
Dari jenis kelompok pemberi andil terjadinya inflasi, hanya kelompok kesehatan tidak memberikan andil terjadinya inflasi dan deflasi.
Untuk skala nasional, BPS pusat melaporkan inflasi Januari 2018 sebesar 0,62 persen. Sedangkan inflasi dari tahun ke tahun sebesar 3,25 persen.
"Inflasi Januari 2018 ini lebih rendah dibandingkan Januari 2017 yang sebesar 0,98 persen. Akan tetapi lebih tinggi dibandingkan Januari 2016 ada inflasi 0,51 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta. (Tampan)
Berita Lainnya
-
OJK: Aset Perbankan di Lampung Tembus Rp134 Triliun, Kredit UMKM 33 Triliun
Selasa, 26 November 2024 -
OJK: Literasi Keuangan Faktor Penentu Masa Depan Generasi Muda
Kamis, 24 Oktober 2024 -
Investor Pasar Modal di Lampung Capai 311.933 Orang, Total Transaksi Rp9,3 Triliun
Kamis, 10 Oktober 2024 -
Pertanian Kontribusi Terbesar Ekonomi Lampung Lima Tahun Terakhir, BPS: Kokoh Meski di Tengah Terpaan Covid-19
Minggu, 06 Oktober 2024