• Minggu, 22 Desember 2024

Aliran Air Embung Menyusut, Petani Terancam Gagal Panen

Selasa, 30 Januari 2018 - 18.07 WIB
76

Kupastuntas.co, Lampung Utara – Semenjak awal tahun 2018 sawah milik warga yang berada di sebagian Kabupaten Lampung Utara mulai mengalami kekeringan.

Hal ini adalah dampak dari menyusutnya aliran air irigasi embung yang karena cuaca panas sehingga petani kesulitan untuk mendapatkan sumber air guna menyirami tanaman padi milik mereka.

Seperti yang terjadi di Desa Sido Mukti, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara, sedikitnya ada 80 hektar (Ha) sawah milik empat Kelompok Tani (Poktan) terancam gagal panen. Sawah-sawah yang kering memaksa petani kerja ekstra agar tidak terjadi gagal panen karena mengalami kekeringan.

Sebagaimana diungkapkan Parman, warga RK III, Sidomukti, Abung Timur, Lampung Utara yang tergabung dalam Poktan Pelita bahwa kekeringan sudah terjadi sejak 20 hari lalu dan dirinya telah mengeluarkan banyak uang agar sawahnya tidak gagal panen.

"Kekeringan sudah mulai terjadi sejak musim tanam awal Januari ini," kata Parman, Selasa (30/01/2018). Dijelaskan Parman, di sawahnya terdapat aliran irigasi. Namun, diduga karena tidak ada curah hujan yang mengakibatkan debitnya berkurang. Sementara irigasi tersebut hanya diperuntukkan bagi sejumlah kelompok tani lainnya.

"Jadi kami yang posisi sawahnya berada dibawah mengalami kurang mendapatkan pasokan air. Karena itu kami sangat mengharapkan agar secepatnya sawah kami dialiri air," Ujarnya.

Parman mengatakan, tanaman padi yang baru berumur satu sampai dua bulan memerlukan air yang cukup, agar tanaman padinya subur. Sedangkan saat tanaman padi sudah berusia cukup, meski hujan tidak memengaruhi kondisi tanaman. "Jika pada usia awal tersebut air tidak mencukupi, dapat diperkirakan produksi padinya saat panen merosot tajam," ungkapnya.

Terpisah Sugiyono selaku petugas Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) membenarkan kekurangan pasokan air di irigasi, akibat tidak adanya hujan. Karena itu dengan memanfaatkan air yang ada, P3A menggunakan pola bergilir dalam mengaliri air diirigasi ke sejumlah sawah milik kelompok tani.

"Curah hujan rendah hingga debit air di irigasi berkurang. Makanya kami pakai pola bergilir. Dan semua sawah secara merata nantinya akan dapat air," pungkasnya. (Sarnubi)

Editor :