Renovasi Pasar Smep Tak Jelas, Omset Pedagang Turun Drastis
Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Renovasi pasar smep yang terkatung-terkatung kini merugikan banyak hal bagi pedagang setempat. Tak hanya bau yang terdapat pada kubangan pembangunan pasar smep. Namun pedagang setempat juga mengeluhkan omset yang turun drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Sugih (60), pedagang bumbu giling di pasar Smep mengaku omsetnya turun drastis setiap harinya.
“Jelas menurun, dahulu sehari bisa giling cabai 40 kg sekarang (cuma) 4 kg,” kata Sugih, Minggu (28/1).
Hal senada disampaikan Yanti (52) pedagang sayur, mengatakan, penjualannya dalam sehari bisa turun sampai 50 persen, jika dibandingkan dengan bedagang sebelum adanya pembongkaran pasar smep.
“Jumlah pembeli setiap harinya sedikit, mereka lebih memilih pasar gintung, karena akses jalan dan kondisi pasar yang sumpek,”ucapnya.
Bukan hanya turun omzet, uangnya sebesar Rp50 juta juga tak jelas. Uang sebanyak itu untuk down payment (DP) pembelian rumah toko (ruko). PT Prabu Artha, pengembang Pasar Smep, belum menginformasikan ihwal pengembalian uang.
“Uang DP pedagang belum ada yang dikembalikan. Orangnya (PT Prabu Artha) juga enggak pernah nongol,” ujarnya.
Meski demikian, dia masih berharap pemerintah setempat dapat melanjutkan kembali pembangunan Pasar Smep. Keinginan pedagang, pembangunan tak perlu megah. “Tetap pasar tradisional saja biar masyarakat kecil bisa beli dan menghidupkan pasar tradisional,” kata dia.
Sementara itu, Rahmad (34), penjaga keamanan, juga merasa dirugikan karena mangkraknya pembangunan Pasar Smep. Sebab, dia dijanjikan akan menjadi satpam bila renovasi rampung. Kini, Rahmad hanya memperoleh penghasilan dari menjaga lapak pedagang pada malam hari. “Penghasilan jaga malam itu sekitar Rp25 ribu,” ujarnya
Adanya keluhan tersebut, Anggota Komisi II DPRD Bandar Lampung, Grefeldi Mamesa, mengatakan, pembangunan renovasi sulit dilakukan, karena informasinya, sampai saat ini proses lelang pembangunan pasar smep sepi peminat.
“Pasca ditinggalkan Alay (Directur PT Prabu Artha), renovasi pasar smep kian pesimis dilakukan karena investor pun tak melirik pembangunan tersebut,”ucapnya.
Ia pun mengimbau kepada Pemerintah Kota (Pemkot) setempat, harus ada metode atau cara baru, sehingga investor tertarik, salah satunya yakni, mengubah konsep pembangunan yang ada. Sebab investor bisa dirugikan jika membangun pada konsep awal yakni pembangunan pasar yang diatasnya dibangun Hotel.
“Kalau pembangunan hotel disana, Investor pun tak berminat. Oleh karena itu, ubah saja konsepnya, yakni hanya pasar modern saja, seperti renovasi pasar Way Halim,”ungkap Politisi PKS ini.
Tak hanya itu, ia pun menyarankan agar pengelolaan pasar smep dialihkan kepada Perusahaan Daerah (PD) Pasar yang baru terbentuk oleh Pemkot setempat.
“Serahkan dulu kepada PD Pasar untuk melakukan pengelolaan, seperti renovasi dan lainnya. Jika sudah selesai kan, pembayaran retribusi bisa masuk ke kas PD Pasar,”tandasnya.(Wanda)
Berita Lainnya
-
Tingkatkan Ekonomi Lampung 2025, BI Perkuat Sektor Primer, Industrialisasi, dan Keuangan Digital
Selasa, 24 Desember 2024 -
Inovasi Teknologi IoT, Tim Alumni Universitas Teknokrat Indonesia Raih Juara 2 Anugerah Inovasi Daerah Lampung 2024
Selasa, 24 Desember 2024 -
Kejar Pertumbuhan Ekonomi Lampung 5 Persen, Samsudin Minta Usaha Pariwisata Gelar Event Tahun Baru
Selasa, 24 Desember 2024 -
Serahkan DIPA Tahun 2025, Ini Pesan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung
Selasa, 24 Desember 2024