Tidak Transparan, Dana Desa Tiyuh Margo Mulyo Diduga Alami Mark Up
Kupastuntas.co, Tulangbawang Barat – Selain tidak transparan, pelaksanaan Dana Desa Tiyuh Margo Mulyo Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) juga diduga terjadi penggelembungan anggaran atau Mark up. Dengan demikian, aparat penegak hukum diminta untuk mengusut tuntas masalah tersebut.
Dugaan Mark up anggaran Dana Desa tahun 2016 dan 2017 Tiyuh Margo Mulyo terlihat pada sejumlah kegiatan fisik dan non fisik. Seperti pembangunan sejumlah gedung dan pengerasan jalan ounderlagh.
" Yang jelas, setelah saya hitung memang ada yang tidak singkron antara volume pekerjaan dan biaya yang dianggarkan. Seperti pembangunan gedung PAUD dan Posyandu serta jalan ounderlagh," kata Hendri Dunan, Koordinator Daerah (Korda) Jaringan Pemberantasan Korupsi (JPK) Kabupaten Tubaba kepada wartawan, Minggu (28/1/2018).
Hendri menjelaskan, ia menemukan adanya kejanggalan dalam pengelolaan Dana Desa Tiyuh Margo Mulyo itu. Termasuk anggaran yang digelontorkan oleh aparatur tiyuh untuk penyelenggaraan pemerintahan tiyuh yang nilainya cukup besar.
" Kalau harga satuan bahan material untuk wilayah Kecamatan Tumijajar dipastikan sangat jauh dengan nilai dana yang dianggarkan oleh mereka. Karena kita sudah kroscek harga satuan bahan bangunan sampai di Margo Mulyo itu berapa ditambah pajak sudah kita hitung,"jelas dia.
Dengan demikian, Hendri meminta agar aparat penegak hukum dapat turun tangan menangani masalah Dana Desa Tiyuh Margo Mulyo itu." Saya meminta kepada Kepolisian maupun Kejaksaan untuk berperan terhadap dugaan penyalahnggunaan Dana Desa Tiyuh Margo Mulyo ini. Karena, kasus ini tidak bisa dibiarkan, supaya jangan sampai Aparatur tiyuh lain baik di Kabupaten Tubaba bahkan di Indonesia ini melaksanakan Dana Desa dengan cara yang baik dan sesuai dengan undang-undang. Ada efek jera bagi Aparatur tiyuh lain,"pintanya.
Sedangkan, keterangan yang diperoleh dari Suyono, Ketua TPK Tiyuh Margo Mulyo ini mengaku hanya melaksanakan kegiatan fisik sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Kepalo Tiyuh setempat. Hal ini berarti kurangnya transparansi Aparatur tiyuh dalam pengelolaan Dana Desa terhadap masyarakat sekitar sesuai dengan amanat Undang-undang yang mengatur tentang dana desa itu sendiri.
" Apa yang disuruh kerjakan saya kerjakan mas, kalau mengenai berapa anggaran disetiap bangunan baik gedung maupun jalan ounderlagh saya tidak tau mas,"kata Suyono.
Suyono juga mengaku meskipun dirinya sebagai TPK, namun ia hanya kerja sebatas apa yang harus dilakukan sebagaimana tukang bangunan biasa.
"Gedung Posyandu satu unit, Onderlag lebar 3 Meter Panjang 527 Meter untuk yang lain saya tidak tau. Untuk 2017 Membangun gedung 2 unit, Onderlag lebar 3 M Panjang 410,"cetusnya.
Anehnya lagi, Suwarjo, salah seorang Anggota BPT Margo Mulyo memastikan bahwa pelaksanaan Dana Desa Tiyuh Margo Mulyo tidak pernah melalui musyawarah. Sebab, menurut dia, bahwa dirinya selaku Anggota Badan Permusyawatan Tiyuh tidak pernah terlibat dan diajak musyawarah melainkan hanya Ketua BPT saja.
"Untuk Pengguna Dana desa 2016 - 2017 saya nggak tau soalnya tidak pernah musyawarah jadi saya nggak tau silahkan tanya sama Pak Sunardi Ketua BPT,"singkatnya. (Irawan/Putra).
Berita Lainnya
-
Pondok Modern Al Furqon Tubaba Raih Penghargaan LPKRA Tingkat Nasional
Kamis, 28 November 2024 -
Arinal Djunaidi - Sutono Unggul di TPS Umar Ahmad
Rabu, 27 November 2024 -
Pilgub Lampung 2024, Arinal Djunaidi-Sutono Unggul di TPS 03 Desa Karta Tubaba
Rabu, 27 November 2024 -
Sukses Hibur Ribuan Warga Tubaba, Andika Kangen Band Ajak Pilih Ardjuno di Pilgub Lampung 2024
Selasa, 12 November 2024